2 Tahun di Labsky (Autobiografi)

MASA ORIENTASI SISWA
11 Juli 2009, merupakan hari pertama pra masa orientasi siswa atau disebut Pra - MOS. Di hari sabtu itu, pertama kalinya saya memasuki SMA Labschool Kebayoran menggunakan seragam SMA dengan ciri khasnya rok abu-abu. Datang ke sekolah baru sendirian, sayapun memberanikan diri bergabung dengan sesama siswi baru yang berkumpul di sebuah ruang yang sekarang ini saya kenal dengan nama “plaza”. Pukul 07.00, kalau tidak salah, seluruh siswa-siswi baru kelas X berbondong-bondong menuju lapangan konblok, tidak tahu menahu apa yang dikejar murid-murid ini, saya mengikuti mereka menuju sebuah papan kayu besar. Tertempel beberapa kertas dengan daftar nama siswa dan tertera di kelompok apakah kami. Berebutan mencari nama, saya mendapati nama saya di kelompok 7, lagi-lagi kalau ingatan saya tidak melenceng. Beberapa menit kemudian, bapak dan ibu guru menyuruh kami untuk segera masuk ke hall dimana seluruh murid akan dipertemukan dengan kelompoknya masing-masing. Setelah berkelompok, tibalah kakak-kakak OSIS membuat pengumuman mengenai aturan selama MOS, terutama masalah makanan. Selama MOS, para siswa harus membawa bekal yang telah ditentukan oleh kakak OSIS, namun nama makanan yang diberikan merupakan nama ‘samaran’ makanan tersebut, contohnya menggepuk si inyong, yang ternyata adalah gepuk Ny. Ong. Lalu ada air minum sixty alias VIT (VI romawi dari six dan T yang dibaca Ty dalam bahasa inggris). Setiap makanan tiap harinya berbeda-beda.
2 hari setelah Pra - MOS, MOS yang sebenarnya berlangsung. Selama tiga hari, siswa-siswi diwajibkan memakai atribut sekolah lengkap, pria membotaki rambutnya hingga sepatu 1 dan wanita memakai atribut kepala seperti ikat rambut, pita, dan lain-lain. Selain itu para siswa juga harus mengenakan nametag yang didesain oleh seksie kesenian kakak OSIS. Kegiatan selama tiga hari itu meliputi lari pagi, latihan PBB, makan komando yang waktu makannya hanya dalam hitungan kurang dari 5 menit bahkan dalam hitungan detik, mendengarkan materi berupa motivasi dari pembicara, pengumpulan tanda tangan kakak OSIS, dan di hari terakhir diadakan pentas seni oleh seluruh murid baru yang ditonton oleh 2 angkatan kelas XI dan XII.
PEMBELAJARAN EFEKTIF
Kegiatan orientasi siswa berakhir. Aktivitas pembelajaran pun dimulai, saat pembagian kelas, ternyata saya memasuki kelas XC. Karena sekolah ini menganut sistem moving class, tiap kelas induk memiliki homebase. XC memiliki homebase di kelas bahasa jepang lantai 3. Kelas kami terdiri dari sekitar 30-an murid. Di minggu kedua pembelajaran ada pemilihan MPK tiap kelas, saya mengajukan diri dan akhirnya terpilih menjadi MPK komisi dana dan logistik. Calon OSIS dan MPK di sekolah ini diwajibkan mengikuti lari lintas juang sepanjang 17 km dari Kalibata hingga Labschool Kebayoran tepat pada tanggal 17 Agustus. Sebelum lari tersebut tentunya ada latihan yang tiap harinya bertambah panjang jalur larinya. Disaat tanggal 17, setelah melewati lalinju, diadakan pengukuhan dan pemberian jas OSIS dan MPK. 
TRIP OBSERVASI
Setelah empat bulan melalui masa-masa awal di SMA Labschool Kebayoran, siswa-siswi kelas 10 pun akan mengikuti kegiatan bersejarah yang sudah turun temurun dilakukan tiap tahunnya. Tak lain dan tak bukan kegiatan itu adalah trip observasi, atau biasa disingkat TO. TO adalah kegiatan menginap selama lima hari empat malam di sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kota, dan selama itu siswa yang dibagi per kelompok menginap di rumah warga desa dan merasakan menjadi anak asuh tiap keluarga, mirip seperti home stay, hanya saja dilakukan di pedesaan. Sebelum mengikuti Trip Observasi, ada Pra-TO dahulu untuk mempersiapkan mental dan fisik para siswa-siswi selama mengikuti TO. Beberapa minggu sebelum dimulai Pra-TO, ditempel pengumuman di papan pengumuman mengenai pembagian kelompok. Kelompok TO merupakan suatu kelompok yang penting, karena kami akan melewati 5 hari di pedesaan tersebut se rumah dan melakukan kegiatan apapun bersama kelompok tersebut. Setelah melihat kelompok, ternyata sebagian besar dari anggota kelompok saya belum saya kenal, saya hanya berharap teman-teman sekelompok merupakan teman yang asik dan seru.
Di Pra-TO, kami seangkatan dibekali atribut-atribut yang wajib digunakan selama TO. Semua atribut yang akan kami buat harus sama seangkatan, karena kakak OSIS yang telah men desain. Yang pertama, kami diberi bambu polos yang tingginya hampir se kepala. Bambu tersebut kami amplas lalu kami cat, sehingga berbentuk tongkat yang bermotif. Motifnya pun memiliki arti tersendiri, yang melambangkan ciri khas angkatan kami. Pembuatan tongkat relatif cepat, kurang lebih 2 hari karena sebelum Pra-TO kami seangkatan sudah mengamplas tongkat. Pengecetan dilakukan di lapangan hijau pada pagi hingga siang hari sehingga cuaca pun cukup panas saat itu. Kedua, kami membuat name tag, yang dipasang di leher dan berukuran lumayan besar sampai ke perut. Name tag ini dibuat dari karton warna-warni yang digunting dan tempel. Sudah menjadi tradisi name tag Trip Observasi sedikit ribet dari tahun ke tahun. Pengerjaan name tag memakan waktu cukup lama, sekitar 3-4 hari. Pembagian tugas tongkat dan name tag dibagi per kelompok dan saya kedapatan mengerjakan name tag. Di name tag juga ada foto masing-masing anggota dengan pose yang tidak biasa, sudah ditentukan kakak OSIS dengan warna yang bermacam-macam. Satu hari, 6 jam duduk di hall menggunting, menempel, menghias name tag cukup membuat pegal. Ditambah lagi kami harus membuat 8 masing-masing untuk name tag dan tongkat sehingga tiap orang memiliki tongkat dan name tag masing-masing. Setiap hari juga seangkatan melewati rutinitas lari pagi yang jaraknya dari hari ke hari makin jauh. Di Pra-TO ini, angkatan kami yaitu angkatan sembilan memiliki nama, yang diresmikan di hari terakhir pra TO, nama angkatan kami adalah Nawa Drastha Sandyadira, yang memiliki tiga ketua angkatan.
Setelah melewati Pra-TO, tibalah saatnya TO yang sesungguhnya. Pagi hari pukul 6 kami berkumpul di sekolah, lalu upacara pelepasan TO dilakukan di hall sekolah, setelah itu kami berangkat ke desa Purwakarta yang berjarak cukup jauh dari Jakarta dan memakan waktu sekitar empat jam menaiki bus. Bus yang kami naiki panas, tidak terdapat ac nya.Selama TO yang dilaksanakan di Pasir Muncang, saya merasa sangat senang disana, karena kegiatan disana tidak terasa beban melainkan seperti berlibur dengan teman seangkatan meskipun baru kenal satu sama lain.
PENENTUAN JURUSAN
TO telah berakhir, kegiatan belajar pun dimulai kembali. Seluruh siswa-siswi kelas X mulai memikirkan jurusan yang akan dituju di kelas XI dan XII nantinya. Dari awal, orang tua saya memberi saran agar saya memasuki jurusan IPA. Karena belum tahu akan mengambil jurusan apa untuk kuliah, saya pun mencoba menjaga nilai-nilai saya diatas KKM supaya bisa memasuki kedua jurusan. Semakin lama, terutama setelah mengikuti psikotest dari sekolah, saya menetapkan pilihan agar memilih jurusan IPA dan Insya Allah mengambil arsitektur sebagai jurusuan di kuliah nantinya. Saat pembagian rapot pun, lega rasanya bisa memasuki IPA.
Sebelum memasuki tahun ajaran baru, sesudah melewati UAS, disaat libur sekolah, siswa-siswi kelas x diwajibkan mengikuti kegiatan BINTAMA. Bintama adalah kegiatan tahunan lain selain TO, dipandu oleh kopassus-kopassus terlatih di Serang, dan dilaksanakan selama 6 hari 5 malam. Kegiatan ini berbeda dengan TO. Bintama sangat terjadwal dan tidak dikendalikan oleh sekolah melainkan langsung oleh kopassus. Kegiatan tiap haripun berbeda-beda, meskipun rasanya sama-sama berat dan badan terasa kotor. Di bintama ini, kami dibagi menjadi beberapa pleton (kelompok) yang berdasarkan kelas di kelas x nya. Saya, karena berada di kelas xc berada di pleton 3. Bersama pleton masing-masing, kami menjalani aktivitas setiap hati bersama-sama. Tiap hari juga ada giliran ketua pleton yang berbeda. Tiap pleton memiliki yel-yel. Selama kegiatan bintama, saya merasa dekat dengan pleton saya, kami telah melewati segala macam kegiatan bersama selama 6 hari, dan berkat kebersamaan kami, segala rintangan terasa mudah dan cepat dilewati. Disana kami dibimbing untuk bersikap mandiri dan sederhana. Sati kamar terdiri dari sekitar 20 kasur, lebih tepatnya kami tidur di veldbed, yang menurut saya sebenarnya cukup nyaman. Kamar mandi juga dalam 2 kamar hanya terdapat 4 kamar mandi dan toilet, sehingga tiap hendak mandi, seluruh siswa berebutan ke kamar mandi supaya dapat giliran mandi. Kami diwajibkan melakukan perpindahan tempat secara teratur dan sesuai pleton masing-masing, tidak boleh keluar dari barisan pleton. Selain itu setiap makan juga makan komando, yang dihitung oleh kopassus dan tidak boleh mengeluarkan suara atau bunyi, seringkali kami seangkatan diberhentikan makannya dan pernah disuruh mengangkat piring diatas kepala sambil menyanyi lagu nasional Indonesia. Selama 6 hari itu saya merasa menjalani dunia berbeda dari biasanya di Jakarta.
KELAS XI
Di kelas XI, ternyata saya masuk kelas xi ipa 3. Kelas ini berjumlah 32 orang. Awal kelas xi, siswa-siswi disibukkan dengan acara tahunan yang dimiliki tiap angkatan yang disebut ‘Sky Avenue’. Ini merupakan acara pensi sekolah yang digelar di Tennis Indoor Senayan, biasanya digelar pada bulan Juli atau Agustus tiap tahunnya. Di awal tahun ajaran kelas xi, pensi ini diadakan oleh kakak-kakak kelas xii, yang berarti tahun depan adalah tahun angkatan saya untuk menggelar sky avenue. Pembelajaran di kelas xi tidak berjalan se efektif masa-masa akhir kelas x, karena banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dan MPK yang di tahun itu yang menjabat adalah siswa-siswi angkatan 9. Kegiatan khas tiap angkatan di kelas xi adalah study tour Jogja, ini dilaksanakan di bulan Februari selama 3 hari. Selama tiga hari ini, kami seangkatan belajar dan berpariwisata di Jogja. Di hari pertama, setelah mendarat di Jogja siang hari, kami pergi ke keraton jogja, setelah mendapat penjelasan dari sana, kami menhunjungi candi prambanan. Kami berada di sana dalam waktu yang cukup lama, karena memang kami meluangkan waktu berfoto bersama disana. Setelah itu kami menuju hotel dengan bus. Dan malam harinya kami memonton sendratari ramayana. Sebelumnya, saya tidak begitu tertarik menonton sendratari semacam itu. Setelah ditonton, ternyata menarik juga dan tidak membosankan. Di hari kedua jurusan ipa dan ips dipisah. Saya yang berada di ipa mengunjungi pabrik sidomuncul dan mempelajari masalah kimia dan biologi, setelah itu kami bertemu dengan ips di pabrik kain dan menyantap makan siang bersama disana. Di hari ketiga kami mengunjungi sekolah lokal di Jogjakarta dan pada malam harinya kembali ke Jakarta. Meskipun acara study tour Jogjakarta di tahun saya hanya berlangsung 3 hari, saya merasa sangat senang dan puas dengan kegiatan tersebut.
Setelah kegiatan Jogja, ada kegiatan Sky Battle yang diadakan oleh angkatan saya. Ini adalah semacam acara lomba olahraga antar sekolah SMA yang meliputi berbagai macam cabang olahraga. Sky Battle berlangsung selama satu minggu di SMA Labschool Kebayoran dan di GOR bulungan. Di kelas xi, kami sudah mulai memikirkan kuliah, dan jurusan apa yang akan dituju. Kami juga sudah mulai mencari tempat bimbingan belajar yang cocok untuk di kelas xii nanti.
Kelas XII
Kelas xii berarti tahun terakhir saya belajar di SMA Labschool Kebayoran. Di tahun terakhir ini, seluruh siswa-siswi sudah mulai serius mempelajari mata pelajaran khasnya dan sudah menentukan ingin melanjutkan pembelajaran di universitas apa. Di kelas xii ini pula sebagia besar dari kami mengikuti bimbingan belajar, yang cukup menyota waktu kami. Ada juga karya tulis yang harus dibuat setiap siswa-siswi sebagai praktik bahasa indonesia dan syarat kelulusan siswa. Harapan saya adalah seluruh siswa-siswi SMA Labschool angkatan 9 dapat menempuh segala kegiatan di kelas xii dan melewati segalanya dengan lancar.