Dua Tahun di Labsky, Senang, Sedih, bercampur aduk jadi satu.

SMA. Kata orang sih masa-masa yang paling indah. Masa yang tidak bisa dilupakan. Semua anak yang akan baru lulus SMP pun pasti sangat ingin cepat-cepat merasakan bagaimana “masa yang paling indah” tersebut. Di sini, saya akan mencoba bercerita bagaimana “masa yang paling indah” yang saya lalui di SMA Labschool Kebayoran ini.

Masa Orientasi Siswa (MOS)
Dimulai dengan pra-MOS pada hari sabtu sebelum hari pertama sekolah pada hari senin, semua siswa baru SMA Labschool Kebayoran diminta untuk datang. Pada hari itu, kami dijelaskan tentang teknis MOS untuk 3 hari kedepan dan apa saja yang harus dilakukan dan dibawa. Awalnya, saya seperti “Apaan nih? Udah kayak sekolah militer aja”, tapi apadaya saya sudah menjadi bagian dari labsky ya harus saya jalani. Siswa laki-laki harus merelakan rambutnya karena semuanya harus berambut sepatu satu, para siswi harus memakai banyak printilan yang menurut saya sangat ribet, membuat name-tag yang terlalu detail, informasi makanan yang diberikan merupakan sebuah teka-teki yang harus ditebak, hmmm. Hari-hari saat MOS pun diisi dengan Lari Pagi yang menurut saya SANGAT MENYIKSA karena kami harus bangun pagi sekali dari biasanya dan lari dari sekolah mengitari sekitaran gandaria sambil dimarah-marahi oleh kakak-kakak OSIS. Lalu makan komando. Oke, hal ini adalah hal yang membuat saya berfikir bahwa sekolah ini adalah sekolah semi-militer. Kenapa? Karena kami diharuskan untuk makan makanan yang dibawa sesuai waktu yang ditentukan dan bahkan waktu yang tidak normal. Lalu latihan baris-berbaris, minta tanda tangan kakak OSIS, pensi yang ditonton 3 angkatan, dll. Hmm, ini adalah masa pertama saya di Labschool Kebayoran dan akan ada lagi acara-acara seperti ini di dalam benak saya.

Pertama Kali di Kelas Akselerasi
Ya, akselerasi. Saya pernah menjadi bagian dalam kelas itu. Kelas percepatan dimana sekolah 3 tahun dipotong menjadi 2 tahun. Pertama kami digabung dalam kelas berisi “calon akselerasi” lalu 1 bulan kami belajar sambil di observasi oleh guru-guru yang mengajar kami untuk menilai apakah kami pantas berada di kelas akselerasi. Di dalam kelas itu, saya masih canggung untuk bersosialisasi. Apalagi saat melihat sudah ada yang saling kenal dan menurut saya hampir 1 kelas. “Apa saya bisa punya teman ya di kelas ini?” sempat terpikir dibenak saya. Namun, lama-kelamaan ada yang mengajak saya mengobrol dan saya mulai bersosialisasi.1 bulan berlalu, saatnya pengumuman. Semua “caksel” mendapat surat yang berisi pernyataan apakah kami bisa melanjutkan dikelas akselerasi atau tidak. Pertama kali saya memegang surat, hati saya berdetak kencang. “Apakah saya dapat melanjutkan belajar di kelas akselerasi?” Sebenernya dalam lubuk hati saya yang paling dalam, saya ingin keluar dari kelas akselerasi karena cara belajarnya yang menurut saya SANGAT CEPAT seperti pesawat concorde. Tapi hal lain yang membuat saya ingin tetap di kelas akselerasi adalah saya sudah klop dengan teman-teman di dalamnya. Lalu, saya membuka surat tersebut, lalu membaca isi surat tersebut.... Sujud adalah hal yang pertama saya lakukan setelah membaca surat tersebut karena saya diterima di kelas akselerasi. Betapa senangnya saya saat itu.

Pesantren Kilat dan Trip Observasi (TO)
Ya pesantren kilat, hampir semua sekolah mengadakan pesantren kilat untuk siswanya pada bulan Ramadhan. Tapi, lain di Labsky, pesantren kilat yang biasa dilakukan di lain tempat dan penuh dengan kegiatan keagamaan yang membuat anak-anak mengantuk, bosan, dll, pesantren kilat kali ini penuh dengan kegiatan yang menyenangkan, mentor yang tidak membosankan, TAPI hal minus yang ada di dalamnya adalah makan komando “lagi” dan beberapa hal yang pernah dilakukan di MOS. Pesantren kilat ini berlangsung selama 3 hari yang acaranya diisi dengan games, seminar, outbound, dll. Satu hal yang paling saya ingat di pesantren kilat ini adalah saat semua peserta di minta untuk menutup mata dan berjalan dari lt.4 ke lt. 1 menuju hall dan duduk, lalu semuanya membuka mata dan bertemu dengan orang tua. Rata-rata semuanya menangis setelah bertemu orang tua.
Lalu kegiatan berikutnya adalah TRIP OBSERVASI. Kegiatan dimana semua siswa kelas 10 dan kelas 11 dan 12 yang belum ikut ditempatkan di suatu desa dan kita ikut hidup berbaur dengan kehidupan dan warganya di sana. Tapi sebelum TO, ada pra-TO dimana kami dilatih dulu agar bisa berbaur dengan warga desa. Disini, hal yang sama dengan MOS terjadi lagi, dimana kami harus lari pagi selama 3 hari, makan komando, membuat name-tag, memplontoskan rambut, siswi-siswi kembali memakai printilan dan semuanya dengan level yang lebih susah dibanding MOS. Setelah 3 hari mengikuti kegiatan MOS, kami kembali belajar seperti biasa selama 3 hari setelah kegiatan pra-TO, lalu berangkat menuju Kampung Pasir Muncang di Purwakarta. Ohiya, nama kelompok saya saat TO dan pra-TO adalah “Polo-Palo”, kalau tidak salah nama tersebut adalah nama alat musik tradisional dari Gorontalo. “Polo-Palo” terdiri dari Ihsan, Heza, Alya, Danti, Raras, Alyn, Dredha, dan saya sendiri dan 2 kakak OSIS sebagai pendamping yaitu Kak Arum dan Kak Icha. Banyak kegiatan yang kami lakukan dalam Trip Observasi ini.

BINTAMA
Bina Mental Kepemimpinan Sis wa, sebuah acara sekolah berisi kegiatan-kegiatan militer. Capek, marah, sedih, hal-hal itu yang bisa saya ungkapkan dari kegiatan tsb tapi ada juga sisi menyenangkannya. Kegiatan ini dilaksanakan di Serang dan kami dilatih oleh Komando Pasukan Khusus grup 1 Republik Indonesia. Dalam kegiatan ini kita diwajibkan melakukan rutinitas layaknya militer dan kita diajarkan juga berbagai macam hal-hal yg berhubungan dengan militer, seperti makan komando, baris-berbaris, outbound, dll. Kami juga tinggal dibarak layaknya tentara. Sebenarnya barak yang kami tempati sebenarnya bagus hanya saja belum selesai pengerjaannya . Barak yang kami tempati ini nantinya akan digunakan oleh peserta kompetisi menembak se-asia (kalau tidak salah) seperti yang dikatakan pelatih. Dalam kegiatan ini saya sempat jatuh sakit akibat kelelahan setelah mengikuti berbagai macam kegiatan. Kami juga diajarkan untu survive di dalam hutan tanpa makanan sehingga kami semua mencicipi ULAR dan BIAWAK. Hmm awalnya jijik, tetapi ternyata rasanya lumayan. Banyak hal yang diajarkan dalam kegiatan ini.

Festival International de Folklore + Euro Trip
Beberapa minggu setelah BINTAMA, saya mengikuti misi budaya ke Perancis mewakili Indonesia. Kami membawakan tarian-tarian tradisional Indonesia dan musik kontemporer. Sebelum kami berangkat, kami dilatih dulu kurang lebih selama 4 bulan. Dari awalnya kami tidak tahu apa-apa sampai akhirnya bisa membawakan tarian dan musik dengan lancar. Disana, penampilan kami selalu dihargai oleh penduduk sekitar sampai ada yang memberikan standing applause. Ya kami sangat senang dan bangga sebagai orang Indonesia. Tidak lupa juga selama di sana kami juga berkenalan dengan banyak orang dari lain negara yang mengikuti festival tsb. Setelah berlelah-lelah mengikuti festival, waktu yang ditunggu-tunggu, trip keliling Eropa. Ya kami berkeliling ke berbagai negara seperti Perancis, Belandam, Belgia, Jerman, Swiss, dan Italia. Banyak tempat-tempat legendaris yang kami kunjungi seperti Menara Eiffel, Manneken Pis, Monumen Atomium, Menara Pisa, Colloseum, dll. Sepulang dari Eropa, kami harus masuk sekolah karena sebenarnya kami sudah telat 1 minggu untuk masuk sekolah. Awal masuk, saya dan teman-teman yg baru pulang dari eropa masih merasa jet lag sampai-sampai kamu tertidur saat pelajaran berlangsung. Hmm, sedikit memalukan tapi ya maklum lah kami harus menyesuaikan jam tidur kami setelah kurang lebih 3 minggu hidup di benua yang perbedaan waktunya jauh dari Indonesia.

LALINJU
Lari Lintas Juang, yang seharusnya dilaksanakan pada 17 Agustus 2010 tetapi harus maju karena pada tanggal tersebut sudah masuk bulan puasa. Ohiya sebelumnya, setelah mengikuti berbagai tes pada kelas 1 untuk menjadi anggota pengurus OSIS, akhirnya saya diterima menjadi calon pengurus OSIS, sebelum benar-benar menjadi pengurus, kami harus menghadapi tes bidang terlebih dahulu. Jujur awalnya saya mengikuti tes seksi kesenian tetapi ntah kenapa saya di terima di seksi publikasi dan dokumentasi. Awalnya saya berpikir “bisa apa saya di bidang itu?” “trus temennya siapa aja?”. Akhirnya ketakutan saya terjawab setelah mengetahui siapa saja yg ada di Pubdok. Kembali ke Lalinju, hari sabtu pada awal Agustus, kami lari dari Kalibata menuju Labschool Kebayoran. Jarak yang kami tempuh itu 17 kilo loh. Baru kali ini saya bisa lari sejauh itu, biasanya sih kalo lari jauh sudah sangat capek dan mengeluh terus. Tetapi ntah mengapa saya tidak mengeluh sepanjang perjalanan. Sampailah kami di sekolah, lalu kami mengikuti proses pengukuhan. Ya kami dikukuhkan dulu sebagai calon pengurus OSIS karena kami akan tetap dilantik pada tanggal 17 Agustus. Ohiya pada acara Lalinju kali ini, kedua orang tua saya tidak bisa datang karena suatu hal. Awalnya saya sangat-sangat sedih melihat teman-teman yang lain orang tuanya datang memakaikan ikat kepala sebagai tanda dikukuhkan sebagai calon pengurus OSIS. Hmm, tapi apa daya. Kesedihan saya berkurang setelah seorang kakak kelas yg sangat dekat dengan saya hingga saya menganggap dia kakak saya sendiri bernama Sabrina Farizky memakaikan ikat kepala saya. Lalu akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 2010, kami dilantik sebagai pengurus OSIS yang bernama Dranadaraka Wiraksaka. 1 tahun kedepan kami akan menjalankan berbagai program kerja yang sudah direncanakan. Dan saya menjadi bagian dari seksi Publikasi dan Dokumentasi.


Kelas 2 ini saat dimana saya sangat malas untuk belajar dan mengerjakan berbagai macam tugas. Ya, seperti yang kita tahu memang kelas 2 masa-masa untuk bermalas-malasan setelah belajar susah-susahan untuk mendapatkan jurusan yang kita inginkan di kelas 1. Saya suka tidur di kelas, bermain, dan tidak mengikuti kelas.

Hunting On The Trip 2011
HOTT adalah salah satu program kerja OSIS bidang publikasi dan dokumentasi. HOTT ini dilaksanakan di Tasikmalaya pada bulan Mei 2011. Tempat-tempat yang dikunjungi pada acara ini adalah sebuah danau yang saya lupa apa namanya dan Kampung Naga. Awalnya tempat pertama yang kami tuju adalah Gunung Galunggung, tetapi karena kami telat sampai di Tasik, kami akhirnya mengganti tujuan kami ke Danau sebagai alternatif yang telah kami rencanakan. Banyak cerita yang terjadi di acara ini, contohnya ada peserta yang tertinggal, telat sampai di tujuan hingga kami merubah susunan acara, dll. Satu cerita yang terkenang oleh saya adalah saat saya tidur di sebuah hotel di tasikmalaya, kebetulan hari itu adalah malam minggu, tepat di depan hotel ada semacam diskotik. Diskotik itu menyalakan musik yang volumenya luaaaaar bisa kencang sampai-sampai saya tidak bisa tidur. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses.
Selain HOTT, banyak program kerja OSIS lain yang kami laksanakan, antara lain SkyBattle dan Sky Avenue. Alhamdulillah, semuanya terlaksana dengan baik dan sukses walaupun ada kendala yang harus kami hadapi.

Studi Lapangan: JOGJA
Pada bulan Januari 2011, kami melakukan studi lapangan ke Jogja. Perjalanan kami tempuh dengan pesawat kurang lebih 40 menit. Kegiatan saat studi lapangan banyak sekali, seperti mengunjungi candi Prambanan, mengunjungi dan mengamati AAU, lalu mengunjungi Pabrik Jamu Air Mancur, mengunjungi salah satu pabrik tekstil terkenal, dll. Di sela-sela kegiatan belajar, kami juga di beri waktu luang untuk berjalan-jalan di Jogja sambil beristirahat setelah lelah berkegiatan.

Hari Terakhir Kelas 11
Di kelas XI IPA 2, sebelum menghadapi UKK, berat rasanya berpisah dengan teman-teman yang ada dikelas ini. Bermacam-macam anaknya dan menurut saya kelas IPA yang paling enak karena semuanya berteman dengan baik. 3 hari terakhir kami habiskan untuk berfoto-foto, bercerita-cerita kejadian yang pernah terjadi di kelas dan kami memberikan kejutan kepada Pak Yusuf karena telah menjadi wali kelas kami selama 1 tahun. Senang rasanya bisa menjadi bagian dari kelas ini.

Itulah “masa terindah” saya selama 2 tahun bersekolah di SMA Labschool Kebayoran. Dan cerita-cerita itu tidak akan terulang kembali karena saya sudah kelas 12 dan akan menghadapi Ujian Nasional dan akan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi (Amin Ya Robbal Alamin). Semua ini akan saya kenang selalu dan pasti suatu saat nanti, saat kami sudah dewasa, hal-hal ini dapat dikenang saat kami berkumpul.