Dua Tahun Di Labsky, sebuah kisah pendidikan



            Sudah dua tahun saya bersekolah di SMA Labschool kebayoran, yang artinya sekarang saya sudah berada di kelas XII jurusan IPA. Dua tahun di SMA ini sangat penuh kesan, suka duka bersekolah disini sangat beragam. Dua tahun itu, tidak terasa sudah berlalu dengan sangat cepat. Karena kami siswa/i menjalani berbagai kegiatan bersama-sama sebagai satu angkatan, baik sebagai Nawa Drastha Sandyadira, Adrika Phataka, maupun sebagai Dranadaraka Wiraksaka ataupun Batharasatya Hayaskara, sehingga kurun waktu dua tahun tersebut pun terasa cukup singkat. Dua tahun ini kami isi dengan menjalankan berbagai macam program kerja yang membuat kami menghabiskan waktu bersama-sama dan saling berbagi canda-tawa serta cerita dan manis pahitnya program kerja tersebut yang meninggalkan kenangan-kenangan menyenangkan bagi saya, dan kebersamaan-kebersamaan tersebut yang membuat saya merasa nyaman tetap bersekolah di SMA Labschool Kebayoran.
            Karena kami menjalani kegiatan tersebut bersama-sama, sehingga kami memiliki banyak waktu untuk bekerja sama membantu satu sama lain yang saat ini telah mempererat persatuan kami sebagai teman,sahabat, dan sebagai satu angkatan. Sesuai arti dari Nawa Drastha Sandyadira  yang artinya “Angkatan IX yang Bermahkotakan Persatuan yang Kokoh”. Perjuangan kami bersama-sama sebagai satu angkatan dimulai dari MOS ketika kami kelas X, dan hingga yang terakhir kami lakukan dalam skala besar adalah SKY AVENUE 2011. Kelas X merupakan masa-masa dimana banyak program kerja baik dari sekolah maupun ekstrakulikuler yang saya ikuti pada waktu itu, dimana keduanya bertujuan membentuk individu yang baik sebagai pemimpin, dan untuk mengajarkan kita kerja sama sehingga kami menjadi saling mengenal satu sama lain dan membangun satu angkatan yang kompak.

Masa Orientasi Siswa
            Masa orientasi siswa atau MOS merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh siswa/i baru di SMA Labschool Kebayoran dan merupakan salah satu program wajib, dimana bila tidak mengikutinya maka harus mengikuti tahun depan. Pada saat saya di-MOS sebagai siswa baru disini, saya masih belum kenal siapa saja teman-teman seangkatan saya. Di MOS ini kami dibagi menjadi berbagai kelompok, dimana kami mulai mengenal satu sama lain dan bekerja sama di MOS ini, salah satunya adalah dengan merancang pentas seni yang kemudian ditampilkan pada hari terakhir MOS dan ditonton oleh seluruh siswa SMA Labsky dari para siswa baru(peserta MOS) hingga ke kakak-kakak Saptraka. MOS yang hanya tiga hari ini, saya akhiri dengan mulai mengenal beberapa teman seangkatan saya, lebih tepatnya mengetahui nama mereka. Masa orientasi ini juga meningkatkan kreativitas kami, karena disini selain disuruh berambut botak bagi siswa laki-laki, kami juga harus membuat nametag yang rumit dimana butuh kerja keras dan kesabaran, serta kami harus membawa bekal yang disuruh tapi diberitahukan dengan menggunakan kode, sehingga kami harus kreatif untuk menebak maksud dari kode yang diberikan sehingga kami membawa makanan yang tepat. Meski satu orang sudah mengetahui maksud kode tersebut, orang itu harus membertahukan kepada teman-teman yang lain juga, karena meski ini merupakan pengenalan awal kepada budaya sekolah kami sudah dituntut untuk mulai membangun kekompakkan angkatan meski angkatan kami belum terbentuk bahkan meski kami baru mengenal satu sama lain.
Trip Observasi
            Trip Observasi merupakan kegiatan dimana kami pergi ke suatu desa selama 5 hari tanpa alat elektronik dan alat komunikasi. Kami disini memiliki tugas untuk melakukan observasi di desa tersebut, baik berupa penelitian maupun survey dimana yang kemudian akan kami tampilkan seperti presentasi karya ilmiah. Trip observasi juga merupakan salah satu program yang wajib diikuti oleh siswa/i baru di SMA Labschool Kebayoran. Disini kami dibagi menjadi 25 kelompok kecil dimana setiap kelompok memiliki tema observasi yang berbeda-beda, dan setiap kelompok mempunyai ketua kelompok masing-masing. Meski trip observasi kami lakukan selama 5 hari, namun kerjasama kami sudah harus terbentuk seminggu bahkan dua minggu sebelum acara ini dilaksanakan, karena kami harus menjalani Pra-Trip Observasi terlebih dahulu selama 3 hari. Disini kami mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan trip observasi nanti, dimulai dari tongkat TO, nametag, pembagian tugas kelompok, perencanaan penelitian(observasi), kepedulian lingkungan, hingga mental dan fisik kami pun dibina disini dengan beragam cara seperti lari pagi dan olahraga pagi, bahkan kami pun diajarkan untuk memimpin disini.
            Setelah menjalani pra-TO tersebut, kami memiliki waktu sekitar satu minggu untuk mematangkan yang sudah kita persiapkan pada pra-TO. Seperti mempersiapkan daftar pertanyaan untuk wawancara ketika trip observasi, intinya kami melakukan cek ulang akan kesiapan kami menjalani trip observasi, di hari terakhir dari pra-TO ini kami diangkat menjadi satu angkatan dengan adanya tiga orang ketua angkatan yaitu ketua umum, ketua 1 dan ketua 2 serta kami pun memiliki nama angkatan dan yel-yel angkatan. Yel-yel angkatan tersebut harus diketahui oleh satu angkatan, dan kami peragakan satu angkatan ketika senior kami memanggil “Angkatan sembilan, siapa kalian?” maka kami menjawab dengan menampilkan ye-yel angkatan kami. Saya akui baik pra-TO dan TO merupakan salah satu program yang seru dan menyenangkan baik saat saya sebagai peserta maupun sebagai senior. Disini karena kami pergi bersama-sama ke tempat yang jauh dan kami ditempatkan di rumah-rumah penduduk yang kemudian pemilik rumah tersebut menjadi orang tua asuh kami. Di TO ini saat saya sebagai peserta maupun senior, tetap ada suka duka di kegiatan ini. Ketika saya sebagai peserta, saya merupakan salah satu ketua kelompok, yaitu kelompok Topenggong dengan osis pendamping kak Rinaldy Suranta dan Kak Seshana Avianda, serta Ibu Wulan sebagai guru pembina. Ketika saya sebagai peserta acara ini sangat melelahkan dan kelompok saya cukup unik mungkin, lebih tepatnya agak berisik. Tapi karena hal tersebut, membuat saya merasa kalau kelompok ini menyenangkan, karena disaat sulit sekalipun, kami masih bisa bercanda dan tertawa. Meski lelah tapi sangat menyenangkan berada di kelompok seperti itu.
            Sedangkan ketika saya sebagai pengurus osis, saya tetap merasakan suka duka trip observasi ini. Pada saat saya sebagai pengurus osis, suka duka yang saya rasa adalah karena ada seorang peserta yang special untuk saya, namun saya tidak bisa berbicara dan menghabiskan waktu bersama karena berbagai hal, bisa dibilang karena kebodohan saya sendiri sehingga saya merasa begitu karena saya melakukan kesalahan yang fatal, yang sangat saya sesali saat ini. Orang itu sangat special untuk saya, bahkan di TO ada momen dimana peserta memberikan surat cinta kepada salah satu pengurus osis, dan saya merasa sangat senang ketika orang yang saya anggap special tersebut memberikan surat cinta kepada saya. Padahal sebelumnya saya merasa kecewa karena dia mengatakan kalau tidak akan memberikan surat itu kepada saya, tapi ternyata dia memberikannya kepada saya sehingga saya sangat senang menerimanya, namun saya telah membuat dia kecewa karena kebodohan saya sendiri.

Bina Mental Kepemimpinan Siswa
            Bina mental kepemimpinan siswa(BINTAMA) merupakan program wajib terakhir, program ini merupakan program dimana kami satu angkatan menjalani latihan mental dan kedisiplinan bersama dengan komando pasukan khusus(KOPASSUS). BINTAMA berlangsung selama 6 hari, disini lebih ditekankan menguatkan disiplin dan tanggung jawab serta kepedulian kita terhadap teman maupun lingkungan. Disini kami mendapatkan berbagai materi-materi ala militer, seperti PBB, survival, navigasi darat, LCR, dan lain sebagainya.

Latihan Kepemimpinan Siswa dan Tes Potensi Organisasi
            Lapinsi dan TPO merupakan penyeleksian untuk mereka yang ingin menjadi pengurus OSIS, di lapinsi kami mendapatkan berbagai materi mengenai surat-menyurat hingga organisasi. Sedangkan TPO merupakan ujian untuk yang ingin menjadi pengurus OSIS, di TPO terdapat ujian olahraga, agama, PBB, dan makalah. Lapinsi lebih terasa seperti seminar tentang organisasi daripada sebuah ujian, sedangkan TPO benar-benar merupakan ujian dimana kita harus mempersiapkan diri untuk segala hal yang akan diujikan, kita harus siap mental dan fisik.

PALABSKY (Pecinta Alam SMA Labschool Kebayoran)
          Palabsky(Pecinta Alam SMA Labschool Kebayoran) merupakan ekstrakulikuler yang saya ikuti sejak saya kelas X. Palabsky merupakan organisasi seperti OSIS, hanya saja memiliki tipe program kerja yang berbeda, dan di palabsky kami mempelajari ilmu-ilmu kepecinta alaman dan mempraktikkannya di alam terbuka. Saya mengawali cerita di palabsky, dimulai dari tahap CAM (Calon Anggota Muda) pada saat kelas X dan kemudian beranjak menjadi AM (Anggota Muda) setelah menjalani pendidikan dasar dimana saya dan teman-teman berusaha bersama untuk melewati hari-hari penuh tantangan untuk menjadi anggota muda, dan akhirnya pada tanggal 17 Agustus kami (AM) yang telah lulus menjalani program-program palabsky pun mendapatkan nomor anggota dan jaket kepengurusan. Pada saat saya masih CAM maupun ketika saya sudah menjadi pengurus, program kerja yang pertama dijalankan adalah susur pantai, yang merupakan kegiatan di alam terbuka dimana kita menyusuri pantai dari titik start hingga finish yang telah ditentukan, dengan perjalanan selama 4 hari 3 malam. Disini kita mempraktikkan ilmu-ilmu yang telah kita pelajari di kelas, dan menerima ilmu baru karena kondisi di lapangan dan di kelas sangatlah berbeda. Kemudian setelah susur pantai, program selanjutnya adalah navigasi darat, dimana kita menerapkan ilmu lebih lanjut dari navigasi dan apabila kita bisa mencapai finish sebelum batas waktu yang ditentukan, kita mendapatkan hadiah berupa pendakian gunung kencana yang menjadi puncak pertama kami. Untuk mencapai finish tentunya kami harus menerapkan ilmu navigasi, dimana kakak-kakak pengurus hanya menjadi mentor yang menemani kami, dan hanya member petunjuk untuk navigasi. Selain susur pantai dan navigasi darat masih banyak program kerja lain yang kami jalani, seperti rafting, rock climbing, caving, pendidikan dasar, hingga eksplorasi maupun ekspedisi. Ketika kami menjadi pengurus palabsky periode 2010-2011 kami mempelajari banyak hal seiring menjalankan program kerja dan membina adik-adik junior kami. Kami belajar berorganisasi, berkoordinasi, bersosialisasi, mengumpulkan dana, mengurus perizinan, mempersiapkan logistic berupa alat-alat maupun konsumsi, menyiapkan transportasi, dan lain sebagainya, bahkan kami pun belajar untuk mengevaluasi diri sendiri dan orang lain. Yang membuat palabsky menyenangkan adalah kegiatan-kegiatannya tetap mengajak alumni, sehingga memperluas pergaulan, dan kita menjadi lebih mengenal teman seangkatan kita karena kita mengalami berbagai rintangan-rintangan yang berbeda di setiap proker dan setiap harinya pun berbeda sehingga kita harus benar-benar bekerja sama untuk saling membantu.

OSIS DRAKARA
            Ketika berada di kelas X, saya mengikuti Lapinsi dan TPO dan Alhamdulillah lolos menjadi pengurus OSIS, setelah lolos dua seleksi tersebut saya pun mengikuti tes seksi BN (Bela Negara). Setelah usai melakukan tes-tes yang beragam dan diumumkan hasilnya, seluruh calon pengurus OSIS periode 2010-2011 pun mengikuti LALINJU. OSIS periode ini bernama Dranadaraka Wiraksaka, dan setelah dilantik menjadi pengurus OSIS pada tanggal 17 Agustus, cerita sebagai pengurus OSIS pun dimulai. Hal pertama yang kami lakukan setelah dilantik adalah siding AD/ART dan rapat RAKER bersama dengan MPK Batharasatya Hayaskara. Dan setelah dua hal tersebut program kerja yang pertama dilakukan adalah PILAR (Pesantren Kilat Ramadhan) oleh sie. Rohani Islam. Saya dan teman-teman di seksi bela Negara memiliki beberapa program kerja yang kami ajukan, antara lain Sky Nation, Pelantikan Pemeriah, Apel dan Upacara, serta Jabat Tangan. Selain program-program tersebut kami juga menangani beberapa hal di acara Pra-TO, seperi kegiatan siaga tongkat dan lain sebagainya. Kami sebagai OSIS bukan hanya menjalankan program kerja yang kami rancang saja, tetapi juga menjadi mitra sekolah dalam membina adik kelas dalam acara-acara sekolah seperti Trip Observasi dan BINTAMA. Kami (seksi Bela Negara) pada saat acara-acara tersebut berperan sebagai timekeeper dimana kami bertugas untuk mengatur pergerakan para adik kelas agar mereka tidak bermalas-malasan meski kami terkadang harus keras atau membentak mereka. Mungkin mayoritas dari mereka yang kami bentak tersebut akan membenci kami, tapi kami tidak keberatan karena memang tugas kami sebagai timekeeper.