Dua Tahun di Labky, Sebuah Cerita dari Ahmad Dahlan

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak guru sejarah saya, pak shobirin yang telah memberikan saya cukup banyak tugas yang sedikit banyak mengisi waktu liburan saya yang agak membosankan. Sejujurnya mungkin saya agak kebingungan untuk menceritakan tentang apa di tugas ini, karena sejujurnya sangat banyak suka duka bersekolah di SMA Labschool Kebayoran ini. Sehingga sayapun agak lupa untuk menceritakannya kembali karena mungkin ada yang lupa sedikit.
Saya memulai cerita saya semenjak hari pra-mos. Pada hari seluruh calon siswa SMA diwajibkan hadir untuk mendengarkan pengarahan dari kakak-kakak osis. Isi dari pengarahan tersebut adalah menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan mos yang akan dilaksanakan pada hari senin minggu depannya. Isi  kegiatan pra-mos adalah kakak-kakak osis memberikan sketsa nametag mos dan juga diberikan buku panduan mos, dan seerta diberitahukan pakaian yang digunakan untuk kegiatan mos tersebut.
Pada hari senin berikutnya adalah kegiatan mos yang sebenarnya. Pada hari itu saya adalah salah satu dari siswa yang berasal dari SMP Labschool Kebayoran. Oleh karena itu mungkin saya sudah sangat terbiasa dengan suasana mos tersebut. Tidak ada rasa canggung yang terasa. Mungkin yang harus diadaptasi adalah bertemu dengan teman-teman baru yang berasal dari SMP se-penjuru Jakarta.
Kegiatan mos hari pertama dipenuhi dengan materi-materi yang menurut saya cukup membosankan. Materi-materi tersebut berisi tentang kehidupan lingkungan Labschool Kebayoran, seperti tata tertib dan peraturan sekolah tersebut. Kemudian materi tentang cara yang tepat untuk mempertahankan hidup di sekolah tersebut, maksudnya adalah lebih kepada cara mengatur nilai-nilai agar tetap dapat naik kelas. Karena sekolah ini memiliki batas minimal nilai yang lumayan tinggi. Memang dengan dijelaskannya materi ini, anak-anak didik akan lebih siap menghadapi kerasnya kehidupan sma. Anak-anak akan membuka matanya dan menyiapkan strategi yang jitu untuk tetap mempertahankan nilainya di sekolah ini. Di hari pertama pun sudah dimulai tatacara makan ala militer, yang disebut ‘makan komando’. Makan komando adalah tata cara makan dengan cepat dan ringkas. Kakak-kakak osis akan menghitung waktu adik-adiknya makan. Katanya sih system ini untuk membuat adik-adiknya lebih kompak. Jika ada teman di sampingnya yang tidak bisa menghabiskan makanan, maka teman di samping lainnya wajib membantu. Sehingga terciptalah jiwa korsa yaitu jiwa kebersamaan. Selain itu setiap perpindahan saya dihitung oleh kakak-kakak osis. Seperti perpindahan dari hall masjid ke lantai empat, dari lantai empat ke masjid, dari masjid ke hall, dari hall ke hall mesjid, dari hall masjid ke lapangan konblok, dan mungkin dari lapangan konblok ke lapangan tanah.
Kegiatan hari kedua terlihat sama saja seperti kegiatan di hari pertama. Kegiatan hari kedua diawali dengan lari pagi. Inilah kali pertama lari pagi di saat SMA. Saya harus datang jam 5 pagi. Karena jadwalnya jam 5.15 sudah mulai lari pagi. Sejujurnya saya malas bangun pagi untuk olah raga, apalagi jam 5 pagi. Kegiatan hari kedua menurut saya lebih keras daripada hari pertama. Para peserta mos diwajibkan untuk mengikuti PBB. Kegiatan ini cukup menguras energy apalagi dilaksanakan jam 2 siang. Setiap kelompok perserta dipegang oleh salah satu kakak-kakak osis seksi bela Negara. Pada awalnya saya melihat mereka berwajah galak dan tegas. Tetapi lama-lama terlihat biasa saja. Kakak-kakak itu kadang kadang bisa senyum juga. Kegiatan hari kedua juga disisipi dengan peningkatan keimanan siswa dengan dilaksanakannya shalat zuhur dan shalat asar berjamaah di masjid. Para siswa juga diajak untuk membaca al quran disaat kosong.
Kegiatan hari ketiga isinya tentang pengenalan kelas-kelas kepada siswa baru. Pengenalan guru-guru yang mengajar juga dilakukan. Pada hari ketiga pula dilaksanakan pentas seni. Jadi setiap kelompok mos harus mempersembahkan pentas seni kepada kakak-kakak kelas mereka. Karya yang kami persembahkan adalah drama. Entah itu drama musical ataupun drama film. Jadi kami harus mempersembahkan yang terbaik. Kalau bisa suara kami harus terdengar oleh semua orang di sekitar kami.
Setelah kegiatan mos, SMA Labschool Kebayoran memiliki acara pentas seni yang cukup besar adalah ‘Sky Avenue’. Skyave, singkatannya adalah acara terbesar SMA kita. Acara tahun tersebut bertema ‘magic town’. Bintang tamunya adalah Damian yang seorang illusionist dan banyak band-band yang terkenal diundang ke acara tersebut. Karena saya masih kelas x pada waktu itu, maka kami dijadikan panitia seksi kebersihan. Tugas kami adalah memunguti sampah pastinya pada acara tersebut berlangsung. Kami tidak mengenal pagi, siang ataupun malam. Kami tetap bekerja memunguti sampah. Kadang, kami masuk ke dalam arena untuk melihat pertunjukan music yang sedang berlangsung, tetapi kami tidak bisa berlama-lama menonton karena kami harus membersihkan sampah yang berserakan.
Kegiatan kami setelahnya adalah pilar. Pilar adalah kegiatan keagamaan yang dilakukan pada bulan ramadhan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. Kegiatan ini dilaksanakan di dalam sekolah. Kegiatan ini lebih mengarahkan kami untuk meningkatkan keimanan. Setiap hari kami harus shalat tepat waktu. Kami juga melaksanakan shalat sunnah di masjid. Kemudian kami harus menyetorkan hafalan ayat kami kepada mentor2 kami. Kami juga harus rajin-rajin membaca Al-quran disaat yang kosong.
Kegiatan kami berikutnya adalah Trip Observasi. Tettapi sebelum melaksanakan kegiatan ini harus menjalani “ritual” yang bernama Pra-TO. Pra-To adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk menguji kesiapan para peserta untuk menjalani kegiatan berikutnya yaitu Trip Observasi. Kegiatan Pra-To ini dilaksanakan selama 3 hari. Kegiatan ini sebenarnya menurut saya tidak ada hubungannya dengan kegiatan To itu sendiri. Namun yang namanya “ritual” ya harus diajalan toh. Pra-To cukup menguras tenaga kami sejujurnya. Kami diharuskan untuk mencukur rambut sampai sepatu satu. Awalnya malu karena sebelumnya saya tidak pernah mencukur rambut sependek itu. Dari mulai hari pertama kami harus lari pagi dari sekolah. Kami kumpul jam 5.00 di sekolah. Wah semua serba cepat deh pokoknya.
Pada hari pertama Pra-To kami harus menjalani kegiatan materi yang dibawakan oleh para guru ataupun tamu-tamu dari luar sekolah kami. Hari pertama juga dilaksanakan pengamplasan tongkat bambu. Tongkat ini harus diamplas sampai halus dan hilang serat durinya. Sehingga memudahkan langkah berikutnya yaitu mengecat. Mengecat tongkat sangatlah mengasyikan, dimana kita bisa berkreasi sesuka hati kita. Memang desain tongkat sudah ditentukan oleh kakak-kakak osis seksi kesenian (seksen). Namun yang namanya kreasi setiap orang berbeda-beda. Sehingga setiap orang memiliki kerapihan warna yang berbeda-beda. Namun saya tetap bangga terhadap tongkat karya saya sendiri.
Hari kedua Pra-To cukup melelahkan seperti hari pertama. Di hari kedua kami diajarkan kembali PBB. Selain itu kami di ajarkan cara mempertahankan tongkat kami. Tongkat TO adalah salah satu benda yang sakral  di kegiatan ini. Tongkat TO adalah benda yang harus kami jaga sekuat kami, maksudnya tidak boleh berpindah ke tangan orang lain. Kami diajarkan berargumentasi yang baik, benar dan juga harus menjaga sopan santun disetiap kata-kata yang kami lontarkan. Kami juga melaksanakan games yang bernama ‘siaga tongkat’. Games di hari kedua tersebuat hanya sebagai pengenalan dan hanya diajarkan teknik menahan tongkat yang benar.
Hari ketiga adalah hari terakhir dari kegiatan Pra-To. Kegiatan yang seru di hari ketiga adalah pemilihan ketua angkatan. Kegiatan lain yang tak kalah seru adalah masak-memasak. Masak-memasak adalah salkah satu kegiatan yang santai dan menimbulkan rasa kekeluargaan. Masakan yang dibuat tidak terikat oleh tema. Setiap kelompok harus mengundang kakak-kakak osis dan mpk untuk mencicipi masakan mereka. Di kegiatan masak-memasak ini yang paling diuntungkan adalah trium virate osis dan mpk. Karena mereka pasti paling dikenal oleh kami. Sehingga mereka pasti diundang untuk mencicipi masakan kami. Hari ketiga ditutup oleh games ‘barikade’ barikade adalah games yang membuat saya bingung sekaligus kesal. Games ini sangat membingungkan peserta. Dalam setiap argument mungkin tidak ada yang benar. Semua adalah salah di mata kakak-kakak osis.
Setelah kegiatan Pra-To, para peserta diajarkan yel-yel angkatan oleh kakak-kakak seksen. Kami semua harus menghafalkan yel-yel angkatan kami, ‘Nawa Drastha Sandyadira’. Yel-yel kami berisi dari lagu-lagu korea yang sedang hip pada masa itu, ada juga campuran lagu dangdut. Ya secara keseluruhan saya tidak terlalu menyukai yel-yel kami karena saya kurang menyukai nadanya. Tapi tak apalah yang penting kami bisa kompak menyanyikan yel tersebut tak apalah.
Setelah seminggu berselang, akhirnya kami melaksanakan kegiatan Trip Observasi. Saya sangat menyukai kegiatan ini. TO kami dilaksakan di Kampung Pasir Muncang, Purwakarta, Jawa Barat. Kampung tersebut masih asri dengan rumah-rumah penduduk yang berdampingan serasi dengan suasana desa tersebut. Orang orang desa tersebut menggunakan dialek sunda saat berbicara dengan pendatang seperti kami. Orang-orang kampong disana sangatlah bersabat bersedia membantu jika kami sedang butuh bantuan.
Hari hari di Pasir muncang sangatlah menarik menurut saya, Suasana disana tidak bisa saya dapatkan di kota Jakarta. Suasana disana sangatlah bersih dengan jarangnya kendaraan bermotor yang lalu-lalang. Kami bisa leluasa mengelilingi kampong tanpa takut terserempet oleh motor.
Di Purwakarta kami diberikan wawasan baru yang tidak ada di Jakarta. Kami mempelajari bagaimana kehidupoan warga desa. Cara mereka hidup, mempertahankan kehidupannya bahkan cara mereka bersosialisasi. Kami mempelajari lingkungan desa dan melakukan penlitian tenang kehidupan mereka. Ada kelompok yang meneliti kemampuan bahasa inggris mereka, ada yang meneliti kamar mandi mereka, ada yang meneliti kehidupan ekonomi mereka dan lain-lain. Kami harus sudah bangun di setiap pagi yang sangat dingin. Di hari pertama saya menggigil akibat udara yang kelewat dingin. Cuaca hujan menambah udara yang semakin dingin. . Secara keseluruhan TO adalah kegiatan yang mengasyikan dan juga sangat memberikan wawasan baru kepada kami semua.
Setelah kegiatan TO, pembelajaran di sekolah normal kembali. Kami kembali berjuang demi mendapatkan nilai yang memuaskan.  KAmi dikejar-kejar oleh deadline tugas dan jadwal ulangan yang padat. Kami semua dipaksa untuk menjadi anak yang rajin belajar untuk sementara waktu. Kehidupan di Labschool cukup keras bagi siswa SMA. Namun yang pasti SMA Labschool Kebayoran bebas dari tawuran antar sekolah, karena kami tidak memiliki geng sekolah. Tapi yang pasti di setiap sekolah pasti ada yang namanya senioritas. Itu lumrah dan tidak bisa dihindari. Namun di sekolah kami senioritas bukanlah suatu yang negative namun melainkan sikap senior yang membuat kami memiliki tenggang rasa kepada mereka. Mereka-senior- tidak melakukan hal-hal yang berhubungan fisik kepada kami, namun dengan sikap mereka yang kooperatif kepada para junior, kami menjadi hormat kepada mereka.
Di bulan maret Labsky mengadakan acara yang lumayan besar yaitu acara pertandingan olahraga yang bernama ‘skybattle’. Skybattle adalah acara kedua terbesar yang diselenggarakan sekolah labsky. Acara ini mengundang seluruh SMA se-Jabotabek untuk ikut serta dalam pertandingan futsal, basket, rugby, dance dan cheerleeders. Setiap sekolah bebas memilih jenis pertandingan yang diminati. Hadiah dan piala yang diselenggarakan oleh panitia cukuplah banyak di setiap cabang  pertandingannya.