Pengalaman di SMA


Pra SMA
Masa kelulusan dari SMP adalah salah satu momen yang membahagiakan karena saya telah menamatkan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Namun, masa itu juga menjadi masa yang menyedihkan karena saya harus berpisah dengan teman lama saya. Walau begitu kehidupan terus berlanjut dan di zaman sekarang belajar 9 tahun tidaklah cukup sehingga saya meneruskan jenjang pendidikan saya ke SMA.
Saya mendaftar pertama kali di SMA Izada, tepat di depan SMP saya, SMP An-Nisaa walaupun sebenarnya keduanya berada dalam satu yayasan. Karena merupakan tahun pertama, tes masuknya waktu itu hanyalah psikotest. Setelah melaksanakan tes dan menunggu sekitar satu minggu, saya dinyatakan lulus ke SMA Izada. Pada saat itu saya senang karena telah mendapat SMA yang memiliki visi dan misi yang baik walaupun bangunannya pun baru saja selesai. Selain itu, karena prestasi yang lumayan baik di SMP, saya mendapatkan tes beasiswa dengan melaksanakan wawancara dengan kepala sekolah dan beberapa guru SMA Izada. Saya pun lulus tes dan mendapatkan potongan biaya masuk sebesar 50% dan keringanan pembayaran SPP pada tahun pertama. Saya pun waktu itu telah matang untuk masuk ke SMA Izada dan sudah menyelesaikan beberapa syarat administrasi termasuk biaya.
Di saat yang bersamaan, rasa penasaran saya tentang sekolah Labschool masih belum terbayarkan. Saya pernah mengikuti tes untuk masuk SMP Labschool namun gagal sehingga saya penasaran untuk mencoba mendaftar di SMA Labschool. Niat saya hanya untuk mencoba saja. Apapun hasilnya saya akan tetap sekolah di SMA Izada. Saya pun melakukan tes dengan hanya sedikit persiapan. Tes berlangsung lancar, seperti biasa ada soal yang dapat saya kerjakan dan ada yang tidak. Saat pengumuman pada tanggal yang ditentukan, ternyata saya lulus tes untuk masuk SMA Labschool Kebayoran. Awalnya saya tetap pada niat saya untuk tidak pindah pilihan, tetapi setelah mendapat bujukan dari orang tua dengan beberapa alasan yang saya benarkan, saya pun memilih SMA Labschool Kebayoran dan membatalkan pendaftaran di SMA Izada.

Kelas X
MOS
Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, masa pertama SMA dimulai. Perasaaan saya waktu itu sangat tegang. Bukan, bukan karena senang, justru karena sangat takut. Saya tahu di awal masuk pasti akan ada MOS yang cukup menguras tenaga. Apalagi ada beberapa orang berkata MOS sekolah ini lebih tegas dari sekolah lain dan hal itu cukup terbukti akhirnya.
Dengan membawa nametag yang sudah dipersiapkan sejak pra MOS 2 hari sebelumnya dan pertalatan lain, saya pun memulai masa SMA dengan mengikuti Masa Orientai Sekolah. Acara MOS ini berlangsung selama 3 hari. Serangkaian acara mulai dari materi tentang sekolah hingga PBB tersusun rapi di buku panduan. Selain acara yang padat, ada juga pengenalan makan komando serta lari pagi yang sangat menguras fisik dan pikiran. Selain itu, Labschool juga memiliki lagu-lagu yang harus dihafal karena akan dinyanyikan pada saat lari pagi pada 3 hari MOS dan hari Jumat. Acara yang paling berkesan adalah pada hari terakhir, yaitu acara pentas seni. Kelompok saya waktu itu menampilkan drama musikal dari lagu ciptaan Ungu.
Saya sama sekali tidak menikmati masa-masa awal sekolah setidaknya hingga MOS berakhir. Namun banyak hal yang saya pelajari dari MOS, yang paling utama adalah kebersamaan, yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan.
Pembelajaran
Pembelajaran di kelas X banyak terpotong untuk kegiatan-kegiatan yang akan saya jelaskan. Sehingga materi pun diajarkan dengan cukup cepat. Hal pertama yang menyulitkan adalah beradaptasi dengan pelajaran SMA yang berbeda jalan pikirannya dengan pelajaran SMA. Pelajaran SMA, selain lebih sulit juga lebih membutuhkan pendapat kritis terutama pada pelajaran teori seperti geografi, biologi, dan lain-lain. Hal yang paling terasa di minggu-minggu pertama adalah pelajaran yang cukup sulit dimengerti dan ulangan harian yang sulit dikerjakan. Kelas X memiliki jumlah mata pelajaran terbanyak, yaitu sekitar 17 pelajaran dan masih memuat bidang IPA maupun IPS sehingga menambah kesulitan dalam fokus belajar. Tujuan utama dari pembelajaran kelas X adalah untuk naik kelas tentunya dan yang paling penting adalah menentukan jurusan pada kelas XI.
Pra-TO dan TO
Setelah MOS, kegiatan ‘menyiksa’ kedua di Labschool adalah pra TO (Trip Observasi). Setelah sempat tenang belajar selama sekitar 3 bulan di Labschool, kami seangkatan pun harus menjalani pembinaan lagi dalam pembekalan kegiatan TO. Pembinaan ini membutuhkan banyak pengorbanan khususnya bagi laki-laki karena semua laki-laki harus memangkas rambutnya dengan ukuran sepatu nol.
Pra-TO memiliki jadwal acara yang lebih banyak dan lebih padat daripada MOS. Pada pra-TO ini pun para kakak OSIS membina lebih keras dari sebelum-sebelumnya. Hari pertama pra-TO difokuskan untuk membuat nametag dan tongkat. Saya yang waktu itu tergabung dalam kelompok Merak (9) bersama 7 orang lainnya membagi kelompok menjadi dua. Saya waktu itu mengerjakan nametag hingga hari pertama selesai. Tentunya juga melaksanakan 2 sesi makan komando seperti pada MOS. Hari pertama pun selesai.
Hari kedua terasa semakin berat. Pada pagi hari saja rute lari pagi ditambah sehingga lebih terasa capek dibanding hari pertama. Pada hari itu acara pra-TO dibuka melalui upacara setelah olahraga pagi. Pada hari kedua mulai dibeberkan tugas apa saja yang harus dilakukan selama masa Trip Observasi. Kakak-kakak OSIS semakin tegas dan  tensi pembinaan mulai naik.
Hari ketiga adalah hari yang paling berat. Rute lari hari ini adalah yang terjauh. Walaupun begitu, terdapat acara latihan memasak pada siang hari yang cukup seru. Di sini kami semua latihan memasak dan mencoba untuk mengundang kakak OSIS agar mencoba makanan kita. Pada sore harinya ada beberapa kegiatan yang cukup melelahkan dan pada akhirnya ditutup dengan apel.
Walaupun meletihkan, acara ini memiliki banyak manfaat. Selain mempersiapkan acara TO agar matang, saya juga dilatih untuk menjadi lebih disiplin. Kita semua juga dilatih untuk menjaga barang dan membela diri pada games siaga tongkat dimana kita harus menjaga tongkat agar tidak direbut kakak OSIS dan harus berargumen jika tongkat kita direbut. Pada kegiatan pra-TO ini pula angkatan saya yaitu angkatan 9 terbentuk dan mempunyai nama Nawa Drastha Sandyadira.
Seminggu setelah pra-TO, kegiatan Trip Observasi pun dimulai. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari dan bertempat di desa di daerah Purwakarta. Kami tinggal di rumah penduduk dan melakukan banyak hal mulai dari pendidikan hingga bakti sosial. Disamping acara tersebut, ada satu acara yang sangat menantang, yaitu penjelajahan. Pada penjelajahan kami berjalan cukup jauh, jaraknya tidak saya ketahui tetapi saya waktu itu berangkat pukul 8 dan kembali pukul 3 sore. Sangat seru dan sangat melelahkan. Lima hari pun terasa cepat dan kami pun pulang kembali ke Jakarta. Setelah mendapatkan libur sehari, kami pun masuk sekolah kembali.
Lampion, Lapinsi, dan TPO
3 hal ini adalah hal yang tidak wajib dilakukan setiap siswa, namun wajib bila ingin menjadi pengurus rohis untuk acara Lampion dan OSIS untuk acara Lapinsi dan TPO. Saya ingin menjadi keduanya, karena itu saya mengikuti ketiga kegiatan di atas.
Lampion yang dilaksanakan hanya dua hari satu malam di daerah bogor ini saya laksanakan bersama 30 teman saya. Saya menerima materi seputar keislaman dan kepemimpinan untuk bekal kami setahun kedepan menjadi pengurus rohis. Yang paling saya sukai adalah jurit malam dan outbound. Jujur saya sebenarnya sedikit kecewa pada saat jurit malam karena tidak semenyeramkan yang saya kira, namun acara outbond yang seru pada pagi hari menjadikan kegiatan Lampion cukup menyenangkan. Kami pun pulang dan sejak itu saya menjadi pengurus rohis 09 dan dipilih untuk masuk ke seksi kesenian pada rapat beberapa hari setelahnya.
Pada kegiatan Lapinsi, kami menerima materi seputar kepemimpinan dan organisasi selama dua hari. Walaupun kegiatan dilaksanakan secara formal, yaitu berformat sidang, tetap ada waktu untuk ‘penyiksaan’ seperti makan komando. Saya katakan ‘penyiksaan’ karena saya tahu hal itu bermanfaat tapi sangat membuat kami kesulitan. Tidak ada yang terlalu berkesan dari kegiatan ini karena hampir seluruh waktu dihabiskan untuk materi dan sharing keorganisasian.
Tahap selanjutnya untuk menjadi OSIS setelah Lapinsi adalah TPO (Tes Potensi Organisasi). Terdapat tes fisik, tes agama, dan tes makalah. Untuk tes makalah, saya memilih topik tentang manfaat shalat berjamaah. Tes demi tes saya lalui dengan usaha maksimal walaupun masih merasa kurang pada beberapa poin. Tes pun selesai setelah saya melaksanakan tes agama dan hasil akhir calon OSIS atau biasa disingkat capsis akan diumumkan pada liburan kenaikan kelas.
Bintama
Bintama adalah kegiatan wajib yang terakhir. Pada kegiatan ini, kami seangkatan bermalam di markas kopassus TNI-AD selama enam hari lima malam. Di sana kami mengalami pembinaan dari para tentara Kopassus. Kami menerima banyak materi ketentaraan, seperti gerak maju secara serentak, bernyanyi saat berjalan atau berlari, dan hal yang sudah sering kami lakukan, makan komando. Kegiatan juga berjalan dengan cukup padat dengan sedikitnya waktu istirahat yang diberikan. Pada malam hari pun kami harus melaksanakan system jaga malam, dengan tujuan menjaga agar tidak ada teman kita yang kabur atau hilang karena mengigau saat tidur.
Dalam rangkaian acara Bintama juga terdapat acara semacam penjelajahan, hanya saja jalurnya lebih pendek. Terdapat beberapa pos dengan tugas masing-masing. Pos yang paling saya sukai adalah pos dimana kita melempar pisau dan kapak untuk menyerang sesuatu, dalam hal ini targetnya adalah kayu. Isi tiap pos-pos ini sebenarnya adalah pengulangan dari materi yang pernah diajarkan di hari sebelumnya.
Dari 5 malam, ada dua malam di mana kita dibangunkan di pagi hari. Yang pertama adalah jurit malam, yang kedua adalah malam renungan. Saya menjalani dua kegiatan tersebut dengan terkantuk-kantuk sehingga tidak terlalu menikmati.
Setelah enam hari, kami semua merasa sangat lega karena acara Bintama yang sarat dengan kegalakan pelatih sudah selesai. Selain itu, seluruh kegiatan wajib di kelas X pun sudah kami jalani.

Kelas XI
Seperti biasa di awal tahun pelajaran, ada kegiatan MOS. Tapi kali ini ada yang berbeda karena ada berita gembira. Saya diterima menjadi pengurus OSIS untuk periode selanjutnya sehingga saya mendampingi OSIS untuk membantu pelaksanaan MOS. Ternyata acara ini cukup melelahkan walaupun kita sebagai pelaksana acaranya.
Setelah acara MOS, saya mulai menjalani pendidikan di kelas XI dalam jurusan IPA bersama kelas XI IPA 3, salah satu kelas terbaik yang pernah saya tempati. Keuntungan yang saya dapatkan di kelas XI adalah pelajaran yang dipelajari lebih sedikit karena hanya terfokus pada ilmu alam. Selain itu, waktu pada kelas XI lebih luang karena kita tidak ada lagi kegiatan wajib yang harus kita ikuti, hanya ada sebatas studi lapangan. Pada awalnya, pelajaran masih terasa mudah karena materinya masih sedikit dan relatif masih mudah. Namun lama kelamaan tingkat kesulitan mulai naik dan saya mulai kesulitan untuk mengikuti pelajaran. Nilai cukup banyak yang rendah namun dapat saya atasi dengan melaksanakan HER.
Hal yang paling berkesan pada semester satu adalah saat saya dilantik menjadi pengurus OSIS seksi rohani. Perjuangan saya selama kelas X terbayar setelah melakukan lari lintas juang sejauh 17 km dan dilantik pada tanggal 17 Agustus 2010. Namun dengan hal ini berarti banyak waktu saya yang akan terpotong untuk beberapa kegiatan dan saya siap akan hal itu. Kegiatan yang memakan banyak waktu belajar seperti TO, Lapinsi, dan kegiatan wajib kelas X harus saya jalani lagi demi membantu acara sekolah. Selain itu kami punya banyak program kerja, dari seksi rohani sendiri memiliki 3 program kerja. Kegiatan yang paling saya sukai adalah Lampion karena saya menjadi ketuanya dan acaranya berjalan dengan baik.
Pada awal bulan Februari kami melaksanakan studi lapangan ke Yogyakarta. Dengan menaiki pesawat kami pergi dan menginap selama tiga hari di sana. Kami mengunjungi banyak tempat seperti pabrik, candi, dan banyak lagi. Dengan berbekal buku panduan yang berisi daftar tugas yang harus dikumpulkan, saya mengumpulkan data satu-persatu untuk dijadikan laporan di kemudian hari. Tempat favorit saya adalah Malioboro dimana kami mendapat waktu bebas dan di perusahaan tekstil bernama PT Sritex.
Kegiatan penting setelah studi lapangan adalah SkyBattle 2011, yaitu kegiatan kompetisi olahraga yang diadakan oleh OSIS kami. Kegiatan ini berjalan selama dua minggu dan saya menjadi panitia bagian produksi yang tugasnya adalah menyiapkan arena dan peralatan yang akan dipakai saat kegiatan berlangsung. Di acara ini saya belajar bagaimana caranya mempersiapkan sebuah acara yang ternyata lebih sulit dari kelihatannya.

Kelas XII
Kelas XII merupakan masa saat saya menulis artikel ini sekaligus menjadi masa penutup dari masa SMA. Kelas XII menurut saya akan terasa sangat berat karena kami harus berjibaku dengan soal-soal baru sekaligus harus mengorek otak untuk mengingat-ingat semua yang telah kita pelajari selama tiga tahun di SMA demi satu hal, Ujian Nasional. Bahkan saat ini ketika semester satu baru berjalan setengah jalan saya sudah mendapatkan kesulitan yang berarti selama belajar. Lebih parah lagi karena saya sempat izin beberapa hari karena harus mengikuti kompetisi di Inggris yang saya dapatkan setelah mengikuti tes seleksinya pada kelas XI.
Sejauh ini, kami telah melaksanakan acara terakhir kami, Sky Avenue 2011 yang merupakan pentas seni terakhir yang angkatan kami persembahkan dan kami pun telah melaksanakan studi lapangan terakhir kami ke pulau Pari.
Saya berharap semua hal yang saya lakukan selama tiga tahun ini dan yang akan datang akan bermanfaat bagi kehidupan saya di masa depan dan semoga pengalaman ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya