Dari Labsky untuk Indonesia, Sejarah IPS semester 1


  • Perkembangan Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di jalur pelayaran Internasional, oleh sebab itu Indonesia banyak mendapat pengaruh dari dunia barat dan timur melalui pedagang-pedagang yang singgah di nusantara. Negara asia yang sangat mempengaruhi diantaranya adalah India dan Cina. Kebudayaan Hindu dan Buddha dibawa oleh pedagang-pedagang India yang selanjutnya dianut oleh raja-raja di Indonesia. Selain kebudayaan Hindu Buddha, pengaruh India membantu Indonesia memasuki zaman aksara yang mulai dikenal dengan bahasa Sansekerta dan tulisan Pallawa.
Agama Hindu pertama kali dibawa oleh bangsa Arya yang berdatangan ke India melalui celah Kaiber dan mendesak penduduk asli India (bangsa Dravida & bangsa Munda) yang menepati kota Mohenjo Daro(india) dan Harappa(pakistan). Agama ini berkembang sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Arya memuja banyak dewa, mereka meyakini bahwa setiap aspek kehidupan dikuasai oleh dewa-dewa tertentu. Upacara dan ritual keagamaan mereka dipimpin oleh pendeta dari kasta Brahmana. Mereka percaya bahwa masyarakat dibagi akan kasta-kasta yang dibagi berdasarkan pekerjaan mereka. Berikut adalah urutan kasta tersebut :
1.      Brahmana, mengurus masalah keagamaan (pendeta)
2.      Ksatria, menjalankan aktivitas pemerintahan dan pertahanan negara
3.      Waisya, pedagang, petani, maupun peternak
4.      Sudra, pekerja dalam kegiatan pertanian dan peternakan
Ada juga orang-orang yang berada di luar kasta-kasta di atas, mereka disebut golongan Paria yang terdiri dari kaum rendahan seperti pengemis dan gelandangan. Selain memiliki kasta, agama Hindu memiliki kitab suci yang disebut Veda yang terdiri dari 4 bagian :
1.      Rig-Veda = merupakan kitab tertua ditulis tahun (1500-900SM)
2.      Yayur-Veda = berisi pedoman upacara pengorbanan
3.      Sama-Veda = berisi pedoman doa-doa dan pujian
4.      Atharwa-Veda = merupakan kumpulan mantera gaib
Bangsa Arya dan Dravida yang berpadu menciptakan suatu kebudayaan Hindu yang pertama kali berkembang di lembah Sungai Gangga disebut juga Aryawarta(negeri bangsa Arya) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu di Indonesia melalui berbagai macam cara. Terdapata teori-teori tentang masuknya kebudayaan Hindu tersebut, yaitu :
1.      Teori Sudra, dikemukakan oleh Van Faber yang berpendapat bahwa orang berkasta Sudra datang ke Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik karena di India dipekerjakan sebagai budak.
2.      Teori Waisya, dikemukakan oleh N.J. Kroom yang berpendapat bahwa agama dan kebudyaan Hindu dibawa dan disebarkan oleh para pedagang India yang singgah di Indonesia, tidak sekedar berdagang namun juga melakukan asimilasi.
3.      Teori Ksatria, dikemukakan oleh Van Den Bosch yang menurutnya raja-raja India datang ke Indonesia untuk menyerang kelompok suku yang ada di Indonesia
4.      Teori Brahmana, dikemukakan oleh J.C. Van Leur yang berpendapat bahwa para Brahmana datang ke Indonesia atsa undangan para kepala suku setempat dan menyebarluaskan agama Hindu.
Namun bukannya semua teori tersebut benar adanya, teori Sudra, Waisya, dan Ksatria disanggah karena ketidakbenarannya. Ahli sejarah mengukapkan ketiga kasta ini tidak memiliki wewenang untuk menyentuh kitab suci Veda. Secara logika, mereka tidak akan bisa menyebarkan agama Hindu itu sendiri tanpa mengetahui isi kitab suci mereka. Sehingga teori Brahmana yang dianggap para ahli sejarah benar adanya, mereka beranggapan kaum Brahmana mendapat undangan dari raja-raja di Indonesia untuk kepentingan politis, ekonomi, dan agama yang selanjutnya diteruskan dengan hubungan kerja sama.

Asal mula Kebudayaan Buddha tidak jauh berbeda dengan Hindu, Buddha berasal dari India bagian timur laut. Agama ini diperkenalkan oleh Sidharta Gautama, seorang yang mendapatkan pencerahan. Menurutnya siapapun dapat mencapai kesempurnaan dan tidak terbatas pada kasta Brahmana saja. Di dalam agama Buddha tidak mengenal sistem kemasyarakatan kasta layaknya agama Hindu. Ajaran Buddha tertuang dalam kitab Tripitaka yang terdiri atas 3 kitab yaitu :
1.      Sutta Pitaka, berisi kumpulan khotbah dari Buddha
2.      Vinaya Pitaka, kumpulan aturan yang berkaitan dengan kehidupan para pendeta
3.      Abidharma Pitaka, berisi filosofi, psikologi, sitematika ajaran Buddha
Terdapat 2 aliran dalam agama Buddha yaitu aliran Mahayana dan aliran Hinayana. Aliran Mahayana percaya bahwa seseorang dapat mencapai nirwana dengan mengembangkan sifat pasrah dan dibimbing oleh seorang Bodhisatwa (telah mendapat pencerahan) sedangkan aliran Hinayana percaya nirwana dapat dicapai dengan usaha seorang diri melalui meditasi. Di India agama Buddha mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak pasti kapan agama Buddha masuk ke Indonesia namun terdapat peninggalan-peninggalan yang bercorak Buddha seperti peninggalan dari kerajaan Sriwijaya. Berikut ini akan dijelaskan kondisi masyarakat Indonesia dalam pengaruh Hindu-Buddha dalam segala segi kehidupan :
1.      Kehidupan sosial dan budaya masyarakat = stratifikasi sosial masyarakat Indonesia serta mengenalkan bangsa Indonesia pada dunia baca tulis dengan dikenalkannya bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
2.      Kehidupan politik = kebudayaan Hindu-Buddha memperkenalkan Indonesia terhadap sistem kerajaan serta penempatan pejabat kenegaraan berdasarkan tugas dan masalahnya masing-masing.
3.      Kehidupan ekonomi = kemajuan dalam bidang agraris dan maritim ditandai dengan mengenali sistem irigasi dan bertambahnya kota-kota pelabuhan.
4.      Kehidupan budaya dan agama = peninggalannya berupa candi yang biasanya digunakan sebagai tempat pemujaan terdiri dari Bhurloka (kaki candi), Bhurvaloka (badan candi), Svarloka (dunia para dewa) dan dinding-dinding candi dihiasi dengan gambar relief sesuai situasi kerajaan.

Kerajaan-kerajaan belatar belakang Hindu-Buddha
1.      Kerajaan Kutai
Kerajaan pertama di nusantara yang mendapatkan pengaruh Hindu. Terletak di daerah Kutai, Kalimantan Timur dengan pusat pemerintahan di Muarakaman, hulu sungai Mahakam. Peninggalan kerajaan ini berupa 7 buah prasasti yupa dengan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta. Dalam salah satu Yupa, Aswawarman, putra Kudungga sangat mahsyur dan Mulawarman, putra Kudungga menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana.
2.      Kerajaan Tarumanegara
Terletak di lembah sungai Citarum, Jawa Barat, kerajaan Tarumanegara meninggalkan prasasti (Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Tugu, Pasir Awi, Lebak, Cidanghiang, dan Koleangkak), Arca (arca Rajarsi dan arca Dewa Wisnu), serta berita dari cina (kronik Dinasti Tang tahun 414 tentang utusan kerajaan Tarumanegara ke Cina)


3.      Kerajaan Kalingga
Kerajaan ini berkembang sekitar abad ke-7 M yang dijuluki Ho-Ling menurut berita cina. Kerajaan ini sangat makmur karena memiliki hasil bumi yang sangat laku diperdagangkan pada masa itu (emas, kulit penyu, gading). Tahun 672 M dipimpin oleh Ratu Sima. Lokasi kerajaan Kalingga masih diperdebatkan hingga saat ini. Sumber sejarah kerajaan ini adalah berita cina (kerajaan Kalingga terletak di Cho-po), berita I-tsing (seorang pendeta Buddha), dan prasasti Tuk-Mas.
4.      Kerajaan Sriwijaya
Berpusat di kota Plembang, Sumatera Selatan, Kerajaan Sriwijaya pertama kali diketahui melalui prasasti Kota Kapur. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan di abad ke-8 M saat diperintah olehh Raja Balaputradewa. Prasasti Nalanda menyebutkan bahwa Balaputradewa merupaka cucu raja Jawa dari Dinasti Syailendra yang terdesak oleh Dinasti Sanjaya dan menyingkir ke Sriwijaya. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya adalah Prasasti ( Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu), berita dari Cina, India, dan Arab, candi-candi, bekas bangunan vihara, dan artefak (keramik dan tembikar). Kerajaan Sriwijaya sangat maju dalam bidang maritim dan menjadi pusat agama Buddha. Runtuhnya kerajaan Sriwijaya diantaranya disebabkan oleh serangan dari Jawa Timur oleh Raja Dharmawangsa, serangan dari kerajaan Cola yang berasal dari India Selatan, terdesak oleh perkembangan kerajaan Thai di Thailand, pengaruh kerajaan Singosati yang melakukan ekspedisi Pamalayu, dan serangan kerajaan Majapahit pada tahun 1477.
5.      Kerajaan Melayu
Terletak di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan, di sekitar kota Jambi. Dipimpin oleh seorang raja yang bernama Adityawarman yang merupakan pecahan dari kerajaan Sriwijaya. Penduduknya menganut Buddha Mahayana. Sumber sejarah kerajaan ini berasal dari catatan perjalanan I-tsing dan disebut dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama saat Kertanegara (raja Singosari) melakukan ekspedisi Pamalayu dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan ini.
6.      Kerajaan Matarm Kuno
Berpusat di pedalaman Jawa Tengah ibu kota Bhumi Mataram berdiri sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13. Kerajaan ini banyak aliran sungai dan memiliki banyak pegunungan berapi. Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra pernah memimpin kerajaan ini.
ü  Dinasti Sanjaya
Prasasti Canggal menyebutkan pada tahun 732 M, telah didirikan prasasti berbentuk Lingga oleh raja Sanjaya di bukit Stirangga. Lingga merupakan lambang pendirian kerajaan yang direstui oleh para dewa melalui upacara khusus. Sanjaya bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, dia adalah pendiri dinasti Sanjaya. Putranya bernama Rakai Penangkaran. Dinasti Sanjaya banyak membangun candi-candi tempat pemujaan dewa-dewa. Pada masa pimpinan Rakai Penangkaran inilah muncul dinasti Syailendra. Rakai Penangkaran lalu digantikan oleh Rakai Warak dan Rakai Garung. Mereka selanjutnya digantikan oleh Rakai Pikatan. Rakai Pikatan berusaha membuat kedua dinasti hidup rukun dengan cara menikahi Pramodawardhani, putri raja Samaratungga, dinasti Syailendra. Prasasti Boko menyebutkan terdapat pertempuran saudara antara Rakai Pikatan dan Balaputredewa(adik dari Pramodawardhani) yang diakhiri dengan kekalahan Balaputradewa dan akhirnya ia menyingkir ke Sumatera. Penerus Rakai Pikatan adalah Rakai Kayuwangi,Rakai Watuhumalang, dan Dyah Balitung.
ü  Dinasti Syailendra
Berkuasa di daerah Bagelen, Yogyakarta sekitar  abad ke-8. Sumber sejarah keberadaan dinasti Syailendra adalah prasasti Kalasan, Prasasti Kelurak, Prasasti Ratu Boko, dan Prasasti Nalanda. Pada masa kepemimpinan Raja Indra dinasti Syailendra mencapai puncak kejayaannya dengan membangun candi Borobudur.
7.      Kerajaan Medang Kamulan
Prasasti Mpu Sindok membuktikan pernah adanya kerajaan Medang Kamulan. Mpu Sindok memimpin kerajaan Medang Kamulan. Menurut prasasti Kalkuta, silsilah Mpu Sindok berasal dari keturunan Raja Airlangga. Mpu Sindok lalu memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur karen beberapa hal seperti sering terjadi bencana alam akibat letusan gunung berapi, adanya epidemi penyakit menular, menghindari serangan kerajaan Sriwijaya, mencari sungai besar, dan Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan utama waktu itu. Mpu Sindok memerintah dari tahun 929-948 M, selain mendirikan kerajaan ia juga mendirikan dinasti Isyhana. Pada masa pemerintahannya ditulis buku agama Buddha yang berjudul Sang Hyang Kamahayanika” untuk penganut Buddha aliran Tantrayana. Hal ini menunjukan sikap toleransi agama jika dilihat dari agamanya sendiri yaitu agama Hindu. Mpu Sindok digantikan oleh Dharmawngsa. Ia adalah seorang raja yang memiliki visi dan ambisi yang besar. Perkembangan pesat di bidang agraris dan maritim pun terwujud akibat kerja kerasnya. Setelah ia turun, posisinya digantikan Airlangga. Ia melakukan politik ekspansi sehingga kekuasaan kerajaan meluas hingga Jawa Barat, Jawa Tengah, Madura, dan Bali. Ia selalu berusaha menyejahterakan rakyatnya sebagai bentuk rasa terima kasih atas dukungan mereka terhadap politik ekspansinya. Sebelum ia mengundurkan diri, ia membagi kerajaan menjadi 2 untuk menghindari perebutan kekuasaan. Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi kerajaan Jenggala (ibukota Kahuripan) dan kerajaan Panjalu atau Kediri (ibukota Daha).
8.      Kerajaan Kediri
Dipimpin oleh seorang raja yang bernama Sri Jayawarsha, anak dari Airlangga sedangkan raja selanjutnya adalah Bameswara dan raja selanjutnya adala Jayabaya. Raja Jayabaya sangat terkenal karena kemampuannya dalam meramal dan bidang sastra kejawen. Ramalannya dibukukan dalam kitab Jangka Jayabaya. Dibawah kepemimpinannya kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya yang kemudian dilanjutkan oleh Raja Kertajaya yang akhirnya dikalahkan oleh Ken Arok dan runtuhlah kerajaan Kediri.
9.      Kerajaan Singosari
Dirajai oleh Ken Arok yang sebelumnya telah berhasil membunuh Tunggul Ametung. Dia juga sebagai pendiri dinasti Girindrawangsa. Perebutan kekuasaan Singosari diwarnai dengan bunuh-membunuh. Ken Arok dibunuh oleh Anusapati dan Anusapati mati di tangan Tohjaya sementara Tohjaya tewas di tangan Rangga Wuni. Rangga Wuni membawa Singosari pada keadaan yang aman dan tentram. Raja terakhir Singosari adalah Kartanegara, dibawah kepemimpinannya Singosari mencapai puncak kejayaannya.
10.  Kerajaan Majapahit
Berpusat di Trowulan, Jawa Timur, awalnya merupakan daerah pemberian Jayakatwang (kerajaan Kediri) kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya adalah putra dari Kartanegara (raja Singosari), dia berhasil lolos saat kerajaan Singosari diserang kerajaan Kediri. Lalu ia menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dari Jayakatwang. Tahun 1292, armada Mongolia datang ke Indonesia untuk menyerang Singosari tapi mereka tidak tahu bahwa Singosari telah dikalahkan oleh kerajaan Kediri. Dengan akal cerdik Raden Wijaya, ia membuat armada Mongolia mengira bahwa kerajaan Kediri adalah kerajaan Singosari. Jayakatwang berhasil dikalahkan, ketika pasukan Mongolia sedang bersuka cita, Raden Wijaya lalu menyeran pasukan tersebut dan mengusir mereka kembali ke negaranya. Sejak itulah berdiri kerajaan Majapahit. Ia wafat pada tahun 1309 dan digantikan Jayanegara yang diangkat dalam usia 15 tahun. Banyak terjadi pemberontakan dimasa kekuasaannya. Selanjutnya Jayanegara digantikan Tribuana Tunggadewi. Pada masa pemerintahannya terdapat pemberontakan Sadeng yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada dan pengucapan sumpaj Tan Amukti Palapa oleh Gajah Mada. Tiba saatnya Hayam Wuruk menjadi pemimpin Majapahit. Ia adalah pemimpin yang membawa kerajaan Majapahit ke puncak kejayaannya. Suatu saat ia ingin meminang putri dari kerajaan Pajajaran yang bernama Dyah Pitalokan, anak dari Raja Sri Baduga. Raja setuju dengan lamaran Hayam Wuruk untuk menikahinya dan mengantarkan putrinya ke lapangan bubat untuk dijemput oleh Hayam Wuruk. Namun Gajah Mada tidak setuju, ia berpendapat bahwa kerajaan Pajajaran berarti sudah tunduk kepada Majapahit terjadilah perang Bubat yang dimenangkan Gajah Mada. Pada perang itu semuanya terbunuh kecuali Dyah Pitaloka yang pada akhirnya lebih memilih untuk bunuh diri. Sejak saat itu hubungan Gajah Mada dan Hayam Wuruk merenggang. Setelah Hayam Wuruk turun tahta, terjadi perebutan kekuasaan diantara keturunan Hayam Wuruk yang disebut perang Paregreg.
11.  Kerajaan Pajajaran
Sumber sejarah kerajaan Pajajaran terdapat pada prasasti Sang Hyang Tapak dan kitab Kidung Sundayana. Pajajaran dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja. Ia adalah raja yang terlibat dalam perang Bubat dengan Majapahit. Raja selanjutnya adalah Prabu Ratu Dewata. Saat ia memimpin Pajajaran diserang oleh kerajaan Banten dan diserang Maulana Yusuf. Pajajaran runtuh di tangan penguasa yang bercorak Islam.
12.  Kerajaan Bali
Sumber sejarah kerajaan Bali terdapat pada prasasti Sanur yang dibuat oleh Raja Sri Kesarimarwadewa (raja pertama) dalam bahasa Bali kuno dan Sansekerta. Dari prasasti tersebut dapat diketahui urutan raja yang pernah memimpin kerajaan Bali yaiitu, Kesarimarwadewa, Urgasena, Tabanendra Warmadewa, Jayasingha Warmadewa, Jayasadhu Warmadewa, Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi, Dharma Udayana Warmadewa. Raja terakhir kerajaan Bali adalah Paduka Batara Sri Artasura yang memiliki 2 patih terkenal bernama Kebo Iwa dan Pasunggrigis, tetapi mereka gagal menahan serangan dari Majapahit dan akhirnya kerajaan ini runtuh.

  • Masuk dan berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia
Proses masuknya Islam ke Indonesia tidak terjadi dalam waktu yang serentak melainkan dengan waktu yang berbeda-beda di setiap daerah. Pendapat pertama mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada aba ke-7 M, dimana telah ditemukannya batu nisan berbahasa Arab bernama Fatimah binti Maimun. Pendapat kedua mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, ditandai dengan kemunculan kerajaan bercorak Islam pertama yaitu Samudra Pasai. Selain itu adanya berita Ibnu Batutah dan Ma-Huan serta penemuan kompleks makam Islam di Tralaya, Majapahit mendukung pendapat kedua ini. Proses Islamisasi di Indonesia dilakukan dalam berbagai cara yaitu, Perkawinan, Pendidikan, Dakwah, Ajaran Tasawuf, dan Kesenian. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dianataranya adalah :
1.      Kerajaan Samudra Pasai
Terletak di Pantai Utara Aceh di muara sungai Pisangan, kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, Sumber sejarah terdapat pada berita Marco Polo dan nisan Sultan Malik Al-saleh. Didirikan oleh Meurah Khair dan digantikan oleh Sultan Malik Al-saleh. Pada masanya Samudra Pasai memiliki pelabuhan yang sangat penting bagi jalur perdagangan. Namun Samudra Pasai runtuh di tangan kerajaan Majapahit.
2.      Kerajaan Malaka
Muncul pada awal abad ke-15 sebagai puasat perdagangan dan pusat kegiatan Islam. Didirikan oleh seorang pangeran yang melarikan diri dari Majapahit setelah perang Paregreg. Namanya Paramisora yang lalu diganti menjadi Iskandar Syah. Ia lalu digantikan putranya yang bernama Muhammad Iskandar Syah, ia membawa Malaka mencapai puncak kejayaannya. Raja terakhir kerajaan Malaka adalah Sultan Mahmud Syah, ia membuat kerajaan Malaka mangalami kemunduran dari segi politis dan ekonomi dan akhirnya dikalahkan oleh bangsa portugis.
3.      Kerajaan Aceh
Terletak di Aceh Besar dengan Kutaraja sebagai ibu kota, dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan Aceh mendapatkan masa keemasan dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda yang membuat pelabuhan Aceh menjadi pelabuhan Internasional. Pada masa pemerintahannya, ia menulis undang-undang tata pemerintahan yang disebut Tata Makuta Alam. Sultan Iskandar Muda digantikan Sultan Iskandar Thani. Pada masanya banyak bermunculan sastrawan besar. Terdapat tulisan yang terkenal berjudul Bustanussalatin (taman raj-raja).
4.      Kerajaan Demak
Merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang didirikan oleh Raden Patah karen melemahnya pengaruh Majapahit. Saat ia menjabat, pendirian masjid agung Demak dimulai dengan corak dan ciri khas kerajaan Demak. Raden Patah digantikan oleh putranya Pati Unus(pangeran Sabrang Lor) dikenal sebagai panglima perang yang tangguh saat menghadapi portugis di Malaka. Raden Trenggono (saudara Pati Unus) menggantikan posisi Pati Unus. Dibawah kepemimpinanna kerajaan Demak berhasil melakukan politik ekspansi dengan mengutus Fatahillah sebagai panglima perang. Sepeninggal Trenggono terjadi perebutan kekuasaan yang akhirnya dimenangkan oleh Jaka Tingkir/Sultan Hadiwijaya. Ia lalu memindahkan kerajaan Demak ke Pajang dan menjadikannya kerajaan Pajang.
5.      Kerajaan Mataram Islam
Pendiri kerajaan Mataram Islam adalah Sutawijaya. Terdapat banyak tentangan saat Sutawijaya berkuasa dan akhirnya ia digantikan putranya yang bernama Mas Jolang. Namun ia tidak cakap dalam memimpin dan digantikan oleh Mas Rangsang atau Sultan Agung. Dibawah kepemimpinan Sultan Agung, Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya. Kegiatan ekonomi dan politik ekspansi berjalan dengan baik. Pengganti Sultan Agung adalah Amangkurat I. Ia menjalin hubungan dengan belanda dan memicu pemberontakan oleh Pangeran Trunojoyo dari Madura. Amangkurat II menggantikannya, namun hampir seluruh daerah Mataram Islam telah dikuasai Belanda. Akhirnya ia memindahkan kerajaannya ke Kartasura. Setelah Amangkurat II wafat, berdasar pada perjanjian Giyanti, Mataram Islam dibagi menjadi 2 daerah yaitu, Kasultanan Yogyakarta dan Kasuhuna Surakarta. Lalu berdasarkan perjanjian Salatiga, Mataram dipecah lagi menjadi 3 yaitu, Kasultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, dan Mangkunegaran.
6.      Kerajaan Banten
Wilayah kekuasaanya mulai dari Banten sampai ke Lampung, dipimpin oleh Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Pada saat pemerintahan Maulana Yusuf, penyebaran Islam bisa dilakukan dengan baik setelah menaklukan kerajaan Pajajaran. Maulana Muhammad menggantikan ayahnya, pada saat ia berkuasa terdapat pertikaian dengan Belanda dan ia terbunuh di salah satu penyerangan Belanda. Lalu ia digantikan Sultang Ageng Tirtayasa, ia membuat kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan. Ia terkenal dengan sifatnya yang sangat anti dengan Belanda. Berbeda dengan anaknya Sultan Haji yang ikut bekerjasama dengan Belanda dan akhirnya kerajaan Banten tunduk pada Belanda.
7.      Kerajaan Ternate dan Tidore
Daerah kekuasaannya meliputi Malukun dan sebagian Papua dengan hasil rempah-rempah yang sangat melimpah. Karena kepentingan penguasaan perdagangan dibentuklah persekutuan Uli Lima yang lalu disebut Ternate dan Uli Siwa yang lalu disebut Tidore. Kedua kubu ini bersaing dengan sengit sehingga Ternate mengadakan kerjasama dengan Belanda dan Tidore bekerjasama dengan Spanyol. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Ternate mencapai puncak kejayaan.
8.      Kerajaan Gowa dan Tallo
Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut kerajaan Makassar, merupakan kerajaan maritim ternama dengan armada laut yang kuat dan memiliki jalur perdagangan laut yang luas. Raja Makassar yang pertama masuk Islam adalah Sultan Alauddin yang sebenarnya pendahulunya merupakan orang-orang Hindu. Sultan Alauddin membawa perkembangan bagi kerajaan yang selanjutnya dilanjutkan oleh Sultan Hasannudin yang membawa Gowa dan Tallo ke puncak kejayaan. Ia menjadi penguasa tunggal jalur perdagangan nusantara timur dan sering berperang dengan VOC. Karen ketangguhannya ia dijuluki “Ayam Jantan dari Timur”. Putra Hasannudin, Mapasomba meneruskan perjuangan ayahnya, namun ia tidak setangguh ayahnya dan Makassar jatuh ke tangan Belanda.

  • Interaksi tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia
ü  Patung dan Candi
Umat Hindu sangat mahir dalam membuat arca-arca dan candi untuk kepentingan keagamaan mereka. Arca memilik funsi sebagai alat pemujaan, kiasan yang menunjukan ciri khas tempat ibadah, dan alat bantu umat Hindu untuk melakukan samadhi. Arca-arca biasanya diletakan dalam candi untuk kepentingan ibadah serta candi dibuat sebagai bentuk persembahan kepada dewa-dewa. Umat Hindu percaya bahwa orang yang sudah meninggal harus dibakar jenazahnya dan abu nya disimpan di dalam candi. Upacara pembakaran ini disebut ngaben. Upacara ngaben membutuhkan biaya yang besar dan memaksa integrasi sosial masyarakat untuk melaksanakannya. Contoh candi yang bercorak Hindu adalah Candi Badut, Candi Roro Jonggrang, dll. Pura merupakan tempat peribadahan umat Hindu yang memiliki 2 bagian yaitu, halaman depan (untuk sesaji) dan halaman belakang (untuk pemujaan). Untuk umat Buddha patung juga sangat penting untuk beribadah, tidak seperti umat Hindu yang membuat patung berbagai macam dewa, umat Buddha hanya membuat patung Sang Buddha Gautama. Candi yang bercorak Buddha diantaranya adalah Candi Borobudur, Candi Mendut dan Pawon, Candi Sewu, Candi Kalasan, dan Candi Plaosan.
ü  Karya Sastra dan Wayang
Karya Sastra Hindu diantaranya adalah Ramayana dan Mahabharata. Cerita Ramayana dan Mahabharat oleh bangsa Indonesia dijadikan suatu cerita yang dikemas dengan pertunjukan wayang.
ü  Wayang, Gamelan, Batik, Pesantren, Masjid, Beduk, dan Kentongan
Merupakan peninggalan atau tradisi-tradisi Islam. Misalnya Wayag dan gamelan digunakan Walisongo saat penyebaran agama Islam. Wayang dikembangkan ke arah Islam oleh Sunan Kalijaga dan digunakan untuk menarik perhatian orang-orang Indonesia sehingga mereka penasaran dan ikut mempelajari Islam begitu juga gamelan yang dikembangkan oleh Sunan Bonang. Karya seni batik juga merupakan perwujudan budaya Islam dimana orang Islam dilarang menggambarkan makhluk hidup, karena itulah pola-pola abstrak batik bermunculan. Selain bidang kesenian, Islam juga mengembangkan lembaga pendidikan dengan pendirian pesantren-pesantren diilhami dari kebudayaan Hindu-Buddha yang memiliki pusat pendidikan tersendiri. Pesantren bertujuan menyiapkan orang yang siap untuk berdakwah dan menanamkan kehidupan Islam di dalamnya. Sampai sekarang banyak pesantren-pesantren yang ada di Indonesia disebut surau di wilayah Sumatera Barat dan dayah di daerah Aceh. Tempat ibadah umat Islam adalah masjid, selain untuk tempat ibadah masjid juga digunakan untuk menyelesaikan urusan-urusan kemasyarakatan. Sedangkan beduk dan kentongan merupakan ciri khas masjid di Inonesia. Tabuhannya menandakan waktu melakukan solat wajib atau memperingati hari raya Islam.

  • Perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia
Portugis berhasil menguasai Indonesia sejak 1511-1641, dimulai dengan menguasai Malaka dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Sementara itu, Belanda juga ikut berebut rempah-rempah, keberhasilan ekspedisi Belanda membawa rempah-rempah dalam jumlah besar mengacaukan nilai jual rempah-rempah tersebut dan akhirnya dibentuk kongsi dagang Belanda yang disebut VOC (Vereenigde Ost Indische Campagnie). VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah abelanda yang disebut hak Oktroii yang meliputi hal sebagai berikut :
1.      Monopoli perdagangan
2.      Mencetak dan mengedarkan uang
3.      Mengangkat dan memberhentikan pegawai
4.      Mengadakan perjanjian dengan para raja
5.      Memiliki tentara untuk pertahanan
6.      Mendirikan benteng
7.      Menyatakan perang dan damai
8.      Mengangkat dan memberhentikan penguasa setempat
Kekuasaan VOC bertahan hingga sekitar tahun 1799 lalu mengalami kemunduran dan dibubarkan. Kemudian perannya diambil alih oleh pemerintahan Belanda dan mulailah pemerintahan kolonial Hindia­­­­­­­ Belanda. Herman Willem Daendels panglima perang Perancis menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Nusantara mulai tahun 1808 tugasnya adalah mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Hal-hal yang dilakukan Daendels diantaranya :
1.      Membangun angkatan perang yang terdiri dari orang pribumi
2.      Membangun benteng militer, pabrik senjata, dan rumah sakit militer
3.      Membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer sampai Panarukan
Daendels pada tahun 1811 digantikan oleh gubernur Jansen. Sementara itu, Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles merebut kekuasaan Nusantara. Inggris memiliki kongsi dagang tersendiri yang bernama EIC (East Indian Company). Hal-hal yang dilakukan Raffles :
1.      Membagi Indonesi menjadi 16 karesidenan
2.      Membentuk sistem pemerintahan dan pengadilan yang mengacu pada Inggris
3.      Menetapkan sistem sewa tanah dan mengeruk keuntungan
Selain hal-hal di atas, ia juga meninggalkan banyak hal berguna seperti :
1.      Buku karangannya History of Java
2.      Memberi bantuan kepada John Crawford untuk menghasilkan buku berjudul History of East Indian Archipelago
3.      Membentuk Bataviasche Genootschop (perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan)
4.      Memnemukan dan memberi nama bunga bangkai raksasa Rafflesia Arnoldi
5.      Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Raffles hanya sampai tahun1814 dan berakhir dengan adanya konvensi London yang berisi :
a)      Indonesia dikembalikan ke Belanda
b)      Daerah jajahan Belanda seperti Sailan, Kepulauan Koloni, dan Guyana tetap di tangan Inggris
c)      Cochin di pantai Malabar diambil alih oleh Inggris dan Bangka diambil alih Belanda
Indonesia yang kembali dikuasi Belanda dipimpin oleh Van Der Capellen. Pemerintah Belanda berusaha mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan itu menjadi tugas utama Van Der Capellen. Usahanya menyewakan tanah kepada pengusaha asing dan memberikan kesempatan untuk penanaman modal asing gagal dan tidak mendatangkan keuntungan yang besar. Ia lalu digantikan Van Den Bosch yang membawa kebijakan Cultur Stelsel atau tanam paksa. Tanam paksa mewajibkan setiapa petani pribumi menanam tumbuhan yang hasilnya laku di pasaran (tebu,nila, kapas, merica, kopi) di atas seperlima tanah mereka dan tidak diberikan bayaran untuk itu. Akhirnya banyak pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat pribumi.