Dua Tahun Di Labsky, Sebuah Pengalaman Tak Terlupakan

X-C
Sekitar 2 tahun yang lalu sebelum tulisan ini dibuat, atau mungkin tepatnya tanggal 11 juli 2009 hari SABTU, hari dimana saya diwajibkan masuk ke sekolah baru saya SMA Labschool Kebayoran (Labsky) hanya untuk pengarahan mengenai Masa Orientasi Siswa yang akan dilaksanakan hari seninnya nanti.

Entah terlalu banyak mengeluh atau apa, hal yang terpikirkan dibenak otak saya waktu itu adalah “Kenapa pengarahannya harus hari sabtu?? Kan harusnya hari itu hari libur”. Yah, itulah keluhan saya, salah satu sifat buruk yang selalu ingin membantah aturan yang ditetapkan sekolah.

Namun pemikiran itu hanya keluhan biasa, saya tetap menjalankan aturan yang sudah ditetapkan sekolah. Dan memang di hari pengarahan itu banyak sekali hal penting yang perlu diketahui untuk kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) nanti. Seperti  kode-kode makanan yang harus dipecahkan untuk dibawa nanti, harus memotong rambut hingga botak berukuran sepatu 1, dan name tag yang benar-benar menantang bagi saya karena dalam waktu 2 hari name tag yang sangat amat rumit harus diselesaikan, cukup merepotkan, 1 keluarga saya dan bahkan sampai teman kakak saya yang berniat main kerumah waktu itu ikut direpotkan dalam pembuatan maha karya Name Tag MOS Labsky. Pengalaman yang sangat seru.

Hari Senin 13 juli 2009, hari dimana pertama kalinya saya merasakan bangun pagi pukul 4:15, tentu  saya bangun sepagi itu tidak untuk sahur, melainkan untuk kegiatan Masa Orientasi Siswa perdana saya yaitu lari pagi pukul 5:30, sesuatu yang cukup berbeda dibandingkan semasa saya SMP karena pada saat SMP saya bangun pukul 6:00 pagi, bahkan pada jam itu saja saya masih bisa bersantai-santai ria di rumah sembari menunggu jemputan. Anehnya, saya berhasil bangun pukul 4:15 dan datang tepat waktu di sekolah, sungguh suatu berkah di hari pertama MOS. Setelah lari pagi terlaksanakan, para peserta MOS mengikuti berbagai arahan-arahan dari guru, dan berbagai macam mentoring motivasi. Saya tidak terlalu ingat apa saja yang dilakukan hari itu, tetapi ada satu hal yang paling saya ingat sampai sekarang yaitu sistem makan komando, ini adalah sebuah tradisi di Labschool dimana seluruh peserta kegiatan diwajibkan makan dalam hitungan waktu yang ditentukan para OSIS, seingat saya waktu itu, hitungan yang diberikan hanya sekitar 20-30 detik (walaupun bukan hitungan detik asli, sedikit dilambatkan). Sistem makan komando ini benar-benar membuat saya kelabakan melahap semua bekal makanan yang saya bawa, ditambah lagi porsi yang tidak sedikit. Tetapi satu hal pelajaran yang bisa saya ambil dari sini. Sistem makan komando merupakan sistem makan yang sangat berguna bila kita terlambat bangun untuk sahur, dan waktu hanya tersisa 5 menit. Terbukti di akhir-akhir ini saya sering telat bangun sahur dan tinggal membayangkan bagaimana suasana sistem makan komando.

Hari ke 2 MOS, saya mulai beradaptasi, menjalani kegiatan seperti biasa hanya ada mentoring motivasi sampai pulang sekolah. Hari ke 3 MOS pun akhirnya datang, hari yang ditunggu-tunggu para peserta MOS untuk sesegera mungkin menyelesaikan segala aktifitas MOS, aktifitas di hari terakhir ini adalah PBB atau Pelajaran Baris Berbaris dan pentas seni yang dipentaskan oleh masing-masing kelompok peserta MOS. Setelah selesai hari ke 3, beban di pikiran pun mulai terlepas satu persatu, walaupun sebenarnya masih ada tantangan berikutnya di SMA Labschool Kebayoran.

Hari jumat setelah acara MOS berakhir, ada acara expo ekskul dimana seluruh kelas x diwajibkan memilih salah satu ekstrakurikuler. Saat itu ekskul yang saya pilih ada CD-ROOM, saya lupa singkatan dari apa itu, yang jelas itu adalah ekskul pelajaran komputer.

Setelah selang beberapa hari dari hari itu yang saya tidak tahu, sekolah saya mengadakan tes matrikulasi   pada tes ini kami diberi tes kemampuan dasar matematika dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan setiap anak yang berbeda-beda. Dan lagi-lagi entah saya beruntung atau memang kemampuan matematika saya yang tidak buruk, saya lolos dari tes matrikulasi ini dan tidak perlu mengikuti kegiatan matrikulasi di hari-hari berikutnya.

Setelah selesai kegiatan matrikulasi, saya pun menjalani masa belajar dengan normal di SMA Labschool Kebayoran. Kelas yang saya tempati waktu itu adalah X-C, dengan wali kelas pak Tanto, seorang guru TIK yang menurut saya sangat baik. Dengan jumlah murid sebanyak 33, jumlah siswa hanya sebanyak 11 orang dan sisanya siswi,  kelas yang bisa dibilang krisis murid laki-laki, 1:2!.

Tapi hal itu bukan jadi masalah bagi saya, teman-teman X-C merupakan teman yang sangat menghibur saya dalam keadaan apapun. Sayangnya ditengah-tengah aktivitas pembelajaran kelas x, ada satu siswa yang pindah ke singapura karena mendapat beasiswa, dan jumlah siswa X-C pun semakin sedikit, hanya 10 orang. Bayangkan saja saat bermain futsal disaat olahraga, benar-benar pas 5-5, jika ada salah satu saja yang tidak masuk sekolah, permainan pun menjadi terasa tidak lengkap dan tidak imbang. Namun di pertengahan menuju akhir kelas X-C, ada 3 anak pindahan dari aksel , dan 2 diantaranya adalah siswa dan 1 siswi, sehingga suasana baru pun terasa di kelas ini.


Buka Puasa bersama X-C

Masa kelas X adalah masa tersibuk, masa dimana banyak sekali kegiatan yang harus dilalui siswa siswi kelas x diantaranya adalah PILAR (Pesantren Kilat Ramadhan), TO (Trip Observasi) dan BINTAMA (Bina Takwa dan Mental Siswa).Kegiatan PILAR adalah kegiatan layaknya pesantren di sekolah, namun hanya dalam waktu yang singkat. Kegiatan ini dilaksanakan pada sekitar bulan agustus-september tahun 2009. pada saat itu PILAR kami bekerja sama dengan Darut Tauhid. Kami diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan PILAR selama 3 hari, dan kami pun diwajibkan pula menginap disekolah selama 3 hari tersebut. Cukup berkesan kegiatan PILAR ini, karena ini adalah kegiatan awal kami dan melalui kegiatan ini pula saya mengenal banyak teman seangkatan.

Selanjutnya adalah kegiatan TO (Trip Observasi). Kegiatan yang menurut saya bertujuan untuk mengenal lebih lanjut kehidupan di desa dan bersosialisasi disana, sedangkan menurut sekolah kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa kemandirian pada siswa/siswi. Pada angkatan kami, kegiatan TO dilaksanakan di Kampung Pasing Muncang di daerah Sukabumi. Kegiatan ini bisa dibilang MOS ke 2 (bagi saya). Bagaimana tidak? Pada kegiatan ini ada masa Pra-TO nya terlebih dahulu, hampir mirip dengan Pra-Mos, kemudian dalam kegiatan ini seluruh siswa diwajibkan memotong rambutnya sampai botak ukuran sepatu 0, dan kita pun kembali disuruh membuat sang maha karya name tag khas labsky yang jelimetnya minta ampun. Tidak hanya membuat name tag, kami pun diwajibkan memiliki tongkat yang dicat sesuai dengan design dari para OSIS. Saya pun langsung berpikir “Kayaknya ini sekolah anak design deh, salah masuk sekolah nih”.

Memang pemikiran saya agak berlebihan, tetapi kenyataannya seluruh siswa dan siswi SMA Labschool Kebayoran angkatan 9 waktu itu berhasil mengerjakannya, memang semua kegiatan ini tidak dilakukan sendiri, kegiatan ini adalah kegiatan kelompok dimana kerja sama yang baik akan mempercepat proses pembuatannya. Saya sendiri tidak menyangka bisa membuat name tag (lagi) ditambah dengan mengecat tongkat TO. Pada saat Pra-TO kami juga wajibkan membuat presentasi mengenai topik yang sudah ditetapkan sekolah untuk dipresentasikan di Kampung Pasir Muncang nanti. Hari sebelum Pra-TO benar-benar selesai, kami pun dikagetkan dengan aksi 3 ketua angkatan kami, pada saat itu kami disuruh berbaris dan menyaksikan bahwa angkatan kami sekarang mempunyai nama, yaitu Nawadrastha Sandyadira.

Setelah selesai kegiatan Pra-TO, TO pun dimulai, kami berangkat dari sekolah bersama-sama dan menuju ke Pasir Muncang di pagi hari. Selama 5 hari kami akan menginap, atau mungkin lebih tepatnya menumpang untuk menginap di rumah keluarga yang bersedia menerima peserta TO di rumahnya. Kelompok saya pun ditempatkan di tempat yang sederhana namun sangat nyaman dan bersih. Disana kami belajar banyak hal mengenai kehidupan di Pasir Muncang. Satu hal yang tidak terlupakan di pada Trip Observasi waktu itu adalah penjelajahannya, ada suatu kegiatan dimana seluruh peserta harus menyusuri hutan di sekitar desa kemudin kembali lagi ke desa. Tentu saja tidak hanya jalan menyusuri, dalam perjalanannya kami. pos yang pertama adalah, pos kesenian yang kedua adalah pos bela negara yang kedua adalah pos kerohanian, yang terakhir adalah pos edukasi. Kami mulai start sekitar pukul 6 pagi kemudian kembali lagi sekitar pukul 3 sore. Dan Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, tidak ada  yang terluka. Selesai mengikuti kegiatan TO, kami pun pulang meninggalkan kampung Pasir Muncang dan kembali ke sekolah.

Beberapa hari kemudian, tepatnya setelah UAS semester dua kelas x bulan juli 2010 kegiatan BINTAMA (Bina Takwa dan Mental Siswa) pun dilakukan, Bintama adalah kegiatan dimana para siswa dan siswi dilatih oleh Komando Pasukan Khusus (KOPASUS). Kegiatan ini dilaksanakan di markas besar KOPASUS Grup 1,Serang.

Perjalanan menuju Serang  kami lewati dengan menaiki bis, sepanjang perjalanan masih terlihat muka-muka yang cerah tanpa beban dari teman-teman seangkatan. Namun sesampai disana kami langsung membuat barisan sesuai kelas masing-masing, dan nama kami dipanggil satu per satu untuk disesuaikan dengan pleton yang sudah ditetapkan. Banyak sekali kegiatan ala KOPASSUS kami lakukan, benar-benar layaknya para tentara, seperti navigasi darat, survival, latihan PBB, bahkan pada saat makan pun kami dididik bagaimana cara makan yang baik, seperti posisi duduk yang harus tegak, pada saat makan tidak boleh ada bunyi yang berasal dari sendok dan piring, tangan pun tak boleh bersender pada meja. Ada 2 hal menarik yang saya ingat pada kegiatan ini. Pertama pada saat survival, awalnya kami berjalan menuju tengah-tengah hutan dan saat sampai disana kami diperlihatkan pemotongan hewan buas seperti ular dan biawak, tidak hanya memotong, kami pun memakan hewan buas itu. Walaupun saya tidak tahu itu benar2 ular dan biawak atau bukan, karena sudah dalam bentuk daging dan sudah dimasak. Setelah kami memakan daging tadi, kami pun ditinggal oleh kopassus dan para guru, mereka bilang bahwa kami akan ditinggal seharian dan akan benar2 melakukan survival. Saya pun sangat tertantang dan penasaran, apakah saya dan teman-teman bisa melakukan survival?, namun ternyata KOPASSUS dan para guru kembali lagi dalam waktu sekitar 1 jam dan berkata hal itu hanya kebohongan belaka. Sedikit kecewa, namun guru-guru dan KOPASSUS mungkin mempunyai pemikiran yang lebih baik.

Hal kedua yang saya ingat adalah pada saat malam hari dimana kami diberi kebebasan menyanyi di panggung, diberi hiburan, dan benar-benar tidak ada aturan KOPASSUS lagi dimana kami harus duduk tegap,tidak boleh berisik,dan lain-lain. Hal ini benar-benar aneh, saya dan teman-teman pun mendengar gosip bahwa malamnya kami akan melakukan jurit malam, dan memang benar para KOPASSUS sengaja membolehkan kami bersenang-senang dahulu karena pada saat malam setelah kami tidur, kami pun dibanguni satu per satu untuk melakukan jurit malam di hutan. Banyak hal aneh yang dibuat-buat oleh KOPASSUS seperti pocong buatan dari kain putih, hewan buas yang bersuara aneh padahal itu adalah salah satu anggota KOPASSUS, dan lain-lain. Hari terakhir BINTAMA adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh angkatan nawastra, karena hari terakhir BINTAMA menandakan berakhirnya segala kegiatan di kelas X, dan berakhirnya masa kelas X. Saya memiliki keinginan untuk masuk jurusan IPA di kelas XI, namun saya sempat ragu karena seingat saya nilai pelajaran MIPA saya pas-pasan, tetapi Alhamdulillah keinginan saya terkabulkan, saya pun masuk jurusan IPA di kelas XI IPA 1

Saat itu saya berniat pindah ekstrakurikuler dari CD-ROOM menjadi Badminton, salah satu olahraga yang sangat berprestasi di Indonesia dan olahraga yang saya gemari. Untuk di kelas XI ini kami tidak lagi mengikuti kegiatan yang sudah ditetapkan sekolah seperti kelas X, tetapi kami lebih diarahkan untuk membuat kegiatan, seperti Skybattle, Skyfest, Skyleague, dan akan membuat pensi yang cukup bergengsi dan diadakan setiap tahunnya bernama SkyAvenue.  Sejauh kelas XI ini semua kegiatan yang direncanakan telah sukses dilaksanakan. Di kelas XI kami merasa lebih bebas karena tidak ada lagi kegiatan yang penuh lika-liku seperti kelas X, selain itu tidak ada lagi OSIS yang menguji mental kami, karena saat itu angkatan kami lah OSISnya (walaupun saya bukan OSIS tapi saya merasakan hal itu). Hari demi hari dilalui tanpa beban, semester 1 & semester 2 dilewati dengan nilai yang bisa dibilang tidak buruk kelas dan kelas XI pun berakhir, cukup berkesan 2 tahun yang saya alami di SMA Labschool Kebayoran ini. Sekarang saya berlanjut di kelas XII dan harus lebih fokus belajar untuk menghadapi UAN dan SNMPTN agar tidak menyesal nantinya bila tidak masuk di perguruan tinggi yang diinginkan.




XI-IPA 1


Saat berlibur bersama XI-IPA1